Definisi Revolusi Teknologi
• Revolusi adalah perubahan mendasar dalam berbagai bidang yang berlangsung cepat dan berkaitan dengan fondasi atau unsure-unsur kehidupan bermasyarakat. Tujuan dari revolusi adalah, upaya untuk merobohkan dan menjebol sistem yang lama menuju sistem yang baru.
• Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal (hardware dan software).
• Jadi, yang dimaksud dengan REVOLUSI TEKNOLOGI adalah perubahan sosial secara drastic dalam struktur-stuktur penting yang terjadi secara relative cepat sebagai akibat dari penemuan teknologi.
Revolusi Teknologi dalam Lintasan Sejarah
1. Sistem Pertanian di Mesopotamia
Revolusi teknologi dimulai pada masa Mesopotamia belasan ribu tahun lalu mengenal sistem pertanian. Dikenalnya sistem pertanian menandai berakhirnya era masyarakat berburu dan meramu. Membaiknya produksi pangan berujung pada peningkatan pertumbuhan penduduk. Selanjutnya, pertumbuhan penduduk yang semakin besar ikut memicu terjadinya perkembangan teknologi dan budaya. Angkatan bersenjata menjadi kebutuhan baru yang memugkinkan bangsa-bangsa yang mendiami Mesopotamia melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah. Hal ini merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
2. Mesin Cetak Gutenberg dan Renaisans
Penemuan mesin cetak oleh John Gutenberg pada 1448 menjadi salah satu faktor utama yang memicu lahirnya revolusi ilmiah pada masa Renaisans dan Abad Pencerahan. Teknologi Renaisans ditandai dengan kemajuan yang mendalam dalam bidang teknik, seperti kubah bercangkang ganda atau benteng-benteng pertahanan. Buku-buku catatan seniman insinyur Renaisnas, seperti Taccola dan Leonardo da Vinci. Memberikan wawasan yang dalam tentang teknologi mekanis yang pada waktu itu dikenal dan ditetapkan.
KEHIDUPAN POLITIK ORDE BARU
Kalau kita bicara soal orde baru, pasti yang paling teringat adalah nama Soeharto. Ya, orde baru dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun. Waktu yang tidak sebentar. Selama 32 tahun masa kepemimpinannya, banyak kebijakan yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap proses berjalannya Negara kita ini. Mulai dari kebijakan politik maupun kebijakan ekonomi.
Kebijakan politik yang dikeluarkan terbagi menjadi dua, yaitu kebijakan politik dalam negeri dan luar negeri. Masing-masing kebijakan tentunya dikeluarkan berdasarkan kebutuhan Negara. Idealnya, kebijakan yang dikeluarkan adalah yang menguntungkan dan mengedepankan kepentingan rakyat banyak. Nah, kita lihat nih beberapa kebijakan politik pada masa orde baru.
Kebijakan Politik Dalam Negeri
1. Pelaksanaan pemilu 1971
• Pemilu yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang menetapkan pemilu akan dilaksanakan pada tahun 1971 ini, berbeda dengan pemilu pada tahun 1955 (orde revolusi atau orde lama). Pada pemilu ini para pejabat pemerintah hanya berpihak kepada salah satu peserta Pemilu yaitu Golkar. Dan kamu tahu? Golkar lah yang selalu memenangkan pemilu di tahun selanjutnya yaitu tahun 1977, 1982, 1987, 1992, hingga 1997.
A. DEMOKRASI LIBERAL
1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen untuk saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
• Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala pemeritahan.
• Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
• Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
• Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya (PIR), Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
Moh. Natsir Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari Partai Masyumi.
Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem, Assaat, Djuanda, Soemitro Djojohadikusumo.
Perekonomian Indonesia mengalami masa paling menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang mendorong naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan ekspor.
Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI mengeluarkan mosi tuntutan agar pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
Keputusan kontroversial Keputusan Menteri Luar Negeri Ahmad Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan Duta Besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo akhirnya mengundurkan diri.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN
A. RUNTUHNYA JERMAN TIMUR
• Latar Belakang
Seusai dengan Perjanjian Postdam Perang Dunia 2 yaitu terjadinya:
Demokratisasi zona timur yang dipimpin oleh gorbachev, keberanian ribuan orang yang melakukan perjuangan untuk menuntuk kebebasan mereka. Republik demokratik Jerman Timur: yang dipimpin oleh Uni Soviet, Republik Federal Jerman Barat yang dipimpin oleh AS, Britania Raya, dan Prancis. Namun masyarakat jerman tidak setuju dengan dibagi menjadi 2 wilayah terutama Jerman Timur. Perekonomian di jerman barat juga lebih tinggi dari Jerman Timur. Lalu Pemerintah jerman timur membentuk Tembok Berlin 13 agus 1961 dibawah pimpinan Wolter dan Masyarakat Jerman Timur tidak mau menganut pemerintahan komunis.
• Jalannya Peristiwa
4 september 1989 (Demonstrasi senin) untuk menuntut berbagai hak dan kebebasan.
Pada 1989 akhirnya masyarakat Jerman Timur berdemonstrasi buat ngelawan rezim partai.
19 oktober 1989 Erich Honecker mengundurkan diri sebagai sekretaris jendral SED.
8 november 1989 SED (persatuan partai sosialis jerman) menyerahkan kekuasaannya di polit biro dan mengundurkan diri dari sekretaris jendral SED.
9 November 1989 akhirnya Tembok Berlin runtuh karena adanya euforia dari Jerman Barat dan Jerman Timur.
18 Maret 1990 mengadakan pemilu untuk pemilihan dewan rakyat dan persiapan penggabungan ke Republik Federal diadakan di Republik Demokratik Jerman
12 September 1990 ditandatanganinya Traktat Two Plus Four yang berisi kedaulatan penuh bersatunya Jerman
3 Desember 1990 diadakannya pemilu untuk memilih anggota parlemen.
• Penyelesaian
Konflik ini berakhir dengan Runtuhnya Tembok Berlin dan adanya traktat Two Plus Four yaitu penandatanganan berkabungnya jerman barat dan timur menjadi satu.
ORGANISASI GLOBAL merupakan suatu organisasi dari gabungan beberapa negara atau bentuk unit fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan yang juga merupakan isi dari perjanjian.
ORGANISASI REGIONAL adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja. Organisasi regional mempunyai wilayah kegiatannya bersifat regional, dan keanggotaan hanya diberikan bagi negara-negara pada kawasan tertentu saja.
1) GERAKAN NON BLOK
Merupakan gerakan anti memihak pada blok manapun baik Blok Barat maupun Blok Timur. Gerakan ini dicanangkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dihadiri 25 negara dari Asia, Afrika, Eropa, dan Latin Amerika diselenggarakan di Biograd (Belgrade), Yugoslavia pada tahun 1961.
LATAR BELAKANG
1) Adanya persamaan nasib
2) Terjadinya ketegangan dunia akibat persaingan antara dua negara adidaya
3) Terjadinya krisis Kuba
4) Ditandatanganinya dokumen brioni.
SEJARAH GERAKAN NON BLOK
Berakhirnya Perang Dunia II telah melahirkan dua blok kekuatan dunia, yaitu blok Barat dan blok Timur Blok Barat yang beraliran Liberal dipimpin Amerika Serikat (USA), sedangkan blok Timur yang berideologi komunis dipimpin Uni Soviet (USSR).
Kelahiran dua blok kekuatan tersebut merupakan ancaman serius bagi perdamaian. Oleh karena itu, lahirlah Gerakan Nonblok (GNB) yang dianggap sebagai solusi bagi negara-negara yang ingin tetap netral dan bebas dari pengaruh salah satu blok.
Dalam hal ini, Konferensi Asia Afrika (KAA) dianggap sebagai pendahulu bagi berdirinya GNB karena KAA telah melahirkan prinsip-prinsip perdamaian, kerja sama internasional, kebebasan, kemerdekaan, dan hubungan antarbangsa.
Perang Dingin (bahasa Inggris: Cold War, bahasa Rusia: Холодная война, Kholodnaya voyna, 1947–1991) adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947-1991.
BLOK BARAT: Jerbar, Inggris, Perancis, Kanada, Australia, New Zeland, Jepang, Amerika Serikat “JIPKANJA”
BLOK TIMUR: Vietnam, Alba, Bulga, Ceko, Honga, Kuba, RRC, Uni Sovyet, Mongol “VABCHKRUM”
Faktor-faktor Penyebab Perang Dingin
BLOK BARAT
|
BLOK TIMUR
|
·
Faham Liberal-Kapitalis
·
Memperluas pengaruh:
1)
Doktrin
Truman (1947) → Bantuan
Ekonomi Amerika pada YUNANI–TURKI
2)
Point Four
Truman → Bantuan ekonomi militer AS
kepada negara-negara yang masih terbelakang dalam ikatan MSA (Mutual Security
Act) di ASIA
3)
Marshall
Plan → Bantuan
Ekonomi Amerika pada EROPA
|
·
Faham Sosialis-Komunis
·
Memperluas pengaruh:
1)
Doktrin
Breshnev → Pembatasan
anggota Pakta Warsawa
2)
Molotov
Plan ( 1949) → Negara
Komunis dilarang menerima bantuan Barat. CARA : mencukupi kebutuhan
sendiri (SUBSISTENSI)
|
·
Pakta Pertahanan Militer :
A.
SEATO (1954): bendung pengaruh
Komunis di Asia Tenggara. Anggota:
USA, Inggris, Filipina, Singapura dan Selandia Baru). Bubar: tahun 1975
B.
NATO (1949): bendung
pengaruh komunis di Eropa
C.
CENTO (1959): bendung
pengaruh komunis di Timur Tengah. Anggota: AS, Inggris, Iran, Irak, Turki dan
Pakistan
D.
ANZUS (1951): bendung
pengaruh komunis di Oceania
|
·
Pakta Pertahanan Militer :
A.
Pakta warsawa (1955):
Menandingi NATO. Anggota : Mongolia, Polandia, Cekoslovakia, Bulgaria,
Rumania, Jerman Timur dan Uni Sovyet
B.
Cominform
(1947): wadah kerjasama partai-partai komunis di Eropa. Pusat : Beograd, Yugosalvia
|
·
Organisasi Intelejen/Spionase
CIA (Central Intelligence
Agency) Berdiri tahun 1947
|
•
Organisasi Intelejen/Spionase
KGB (Kommissariat
Gasudarstevenni Bezapashosti) Berdiri tahun 1951
|
A. Peristiwa Penting Menjelang Kemerdekaan
1. Janji Perdana Menteri Koiso :
Menjelang tahun 1943 Jepang mulai mengalami kekalahan dalam perang pasifik. Pada masa pemerintahan Perdana Menteri Tojo, pemerintah Jepang mulai melakukan penelitian untuk memberi kemerdekaan kepada wilayah jajahannya. Usaha ini untuk menarik simpati rakyat jajahan agar tetap mendukung Jepang. 7 September 1944 dihadapan sidang parlemen Jepang, Perdana Menteri Koiso menjanjikan akan member kemerdekaan bagi bangsa Indonesia pada kemudian hari. Sejak pemberian janji kemerdekaan tersebut, pemerintah Jepang mengeluarkan beberapa kebijakan yang pro-Indonesia. Pemerintah Jepang memperbolehkan pengibaran Merah Putih berdampingan dengan bendera Jepang. Bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, media massa, dan kantor pemerintah.
2. Pembentukan BPUPKI
Salah satu wujud janji Perdana Menteri Koiso adalah pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Tujuan pembentukan BPUPKI adalah mempelajari hal-hal penting terkait pembentukan negara Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat. Anggota BPUPKI yaitu 54 orang Indonesia, 4 orang Tionghoa, 1 orang Arab, 1 orang Belanda, dan 7 orang Jepang. Pengangkatan anggota-anggota BPUPKI diumumkan pada tanggal 29 Aprl 1945. Upacara peresmian anggota BPUPKI baru dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 1945. Tugas BPUPKI adalah mempersiapkan segala hal yang terkait dengan negara Indonesia yang merdeka, seperti dasar negara, perundang-undangan, wilayah negara, usaha membela tanah air, serta perekonomian dan keuangan negara.
3. Perumusan Dasar Negara :
Dalam sidang pertama yang dilakukan pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 BPUPKI membahas tentang dasar negara Indonesia. Rumusan dasar negara yang diminta oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat harus berasal dari nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia. Muh. Yamin mengungkapkan bahwa dasar negara Indonesia harus memuat lima dasar : peri Kebangsaan, peri Kemanusiaan, peri Ketuhanan, peri Kerakyatan, Kesejahteraan Rakyat. Ir. Soekarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945. Ir. Soekarno menerangkan tentang idenya yang termuat dalam Pancasila yang isinya : Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan, Mufakat dan Demokratis, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.
A. Latar Belakang Munculnya Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia
1. Pencarian Daerah Baru
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Dunia Timur, termasuk Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Eropa pada abad ke-15 hingga ke-18. Timbulnya kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa terhadap bangsa-bangsa di Asia, Afrika, Amerika, dan Australia, diawali dengan ekspansi bangsa-bangsa Eropa ke seluruh dunia.
Terdapat beberapa faktor yang mendorong bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan dunia, yaitu sebagai berikut.
a. Adanya semangat penaklukkan (reconquista) terhadap orang-orang yang beragama Islam.
b. Jatuhnya Konstantinopel, ibu kota imperium Romawi Timur ke tangan Dinasti Usmani (Ottoman) Turki yang berada di bawah Sultan Muhammad II (1451-1481) pada 1453.
c. Adanya keinginan mengetahui lebih jauh mengenai rahasia alam semesta, keadaan geografi, dan bangsa-bangsa yang tinggal di belahan bumi lain.
d. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah.
e. Kisah penjelajahan Marco Polo (1254-1324), seorang pedagang dari Venesia, Italia, ke Cina yang dituangkan dan dalam buku Book of Various Experiences.
f. Ingin memperoleh keuntungan/kekayaan yang sebanyak-banyaknya.
B. Muncul dan Berkembangnya Kolonoialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
1. Peranan VOC pada Masa Awal Kolonialisme
Pedagang-pedagang di Indonesia mengalami kerugian terutama setelah didirikannya Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada 1602. Tujuan didirikannya perkumpulan dagang ini ialah untuk mengintensifkan perdagangan di kawasan Indonesia dan menghindari persaingan tidak sehat di antara para pedagang Belanda sendiri.
Perang dunia I terjadi pada tahun 1914–1918.
Sebab umum Perang dunia I :
a. Adanya pertentangan antara negara-negara Eropa, seperti :
• Jerman dengan Perancis, penyebab pertentangan karena Perancis ingin melakukan politik Kevanche, Perancis balas dendam terhadap Jerman atas kekalahannya pada perang tahun 1870–1871.
• Jerman dengan Inggris, penyebab pertentangan karena Inggris merasa tersaingi oleh Jerman dalam bidang industri, daerah jajahan dan pembangunan Angkatan laut yang dilakukan oleh Jerman.
• Jerman dengan Rusia, penyebab pertentangan karena jerman dianggap menghalangi Politik Air hangat Rusia yang akan menerobos ke laut tengah.
b. Adanya politik persekutuan/system of alliances antarnegara Eropa, seperti :
• Triple Alliance, blok Jerman atau Sentral berdiri tahun 1882 dengan anggotanya adalah Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia.
• Triple Entente, blok Perancis atau sekutu berdiri tahun 1907 dengan anggotanya adalah Perancis, Inggris, dan Rusia.
c. Perlombaan senjata di Eropa, yang timbul akibat adanya politik persekutuan.
Sebab khusus Perang Dunia I adalah karena Terbunuhnya Putra Mahkota Austria, Frans Ferdinand di Sarajevo-Bosnia oleh Gabriell Princip, anggota Serbia raya pada tanggal 28 Juni 1914.
1. Liberalisme
Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu. Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas, yang artinya kebebasan, sedangkan dalam bahasa Inggris, liberty, artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu untuk memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul.
Di Eropa, liberalisme didukung oleh kaum borjuis dan terpelajar di kota. Bagian terpenting dalam liberalisme adalah individu. Masyarakat harus mementingkan individu, karena masyarakat itu terdiri atas individu-individu dan karena itu masyarakat adalah akibat dari adanya individu.
Kemerdekaan individu harus dijamin. Pada hakikatnya, paham liberalisme ini timbul karena reaksi terhadap penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan kaum agama di zaman absolute monarchie. Orang ingin melepaskan dirinya dari kekangan manusia, ini dikemukakan oleh Rousseau dalam bukunya Du Contrat Social.
1. Revolusi Amerika ( 1775 – 1783 )
Amerika berusaha mencari kebebasan akibat tekanan yang dilakukan oleh pemerintah Inggris dalam bidang politik dan ekonomi.
a. Terjadinya Revolusi Amerika
Revolusi Amerika dilatarbelakangi oleh keinginan rakyat untuk melepaskan diri dari penetrasi pemerintah kolonial Inggris yang semakin kuat, seperti :
1. Kewajiban bayar pajak yang semakin besar.
2. Pemaksaan menjual hasil bumi kepada Inggris.
3. Pemaksaan membeli produk-produk Inggris.
Revolusi Amerika diawali oleh “The Boston Tea Party” saat kapal Inggris berlabuh di pelabuhan Boston untuk memaksa Amerika membayar pajak atas teh yang mereka bawa, tapi Amerika menolak. Kemudian rakyat Amerika menyamar masuk kapal Inggris untuk membuang teh tersebut, dan mereka di hukum oleh Inggris. Tindakan itu di protes rakyat Amerika yang dipimpin George Washington . Terjadilah revolusi, dan perang tidak dapat terhindarkan.
Akhirnya pada 4 Juli 1776, kemerdekaan Amerika diproklamasikan. Proklamasi itu disusun oleh Thomas Jefferson dalam kongres di negara bagian Philadelpia yang dihadari 13 negara bagian. Dalam proklamasi itu terdapat pernyataan HAM yang disahkan pada 1778. Untuk membahas masalah konfederasi maka diadakan kongres pada1777 dan terbentuklah negara Amerika Serikat atau United States of America (USA).
1. Merkantilisme
Merkantilisme merupakan teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan sebuah negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global sangat penting. Teori ini mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai kesejahteraan dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya. Dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor. Merkantilisme ini kemudian mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli perdagangannya. Politik merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan dagang masyarakat Eropa seperti EIC dan VOC. Faktor penyebab terjadinya Merkantilisme:
a) Keinginan memperkuat kedudukan,dengan membina system administrasi maupun angkatan perang yang kuat.
b) Anggapan bahwa dengan memiliki logam mulia yang banyak akan memiliki kedudukan yang kuat, emas dan perak menjadi ukuran kemakmuran atau kekayaan.
c) Adanya kekosongan khas Negara.
d) Terjadinya devisit keuangan Negara.
e) Terjadinya pemerintahan yang berfaham Depositme.
Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
Proses masuk dan tersosialisasinya Islam di Nusantara berlangsung dengan cara-cara
damai. Namun sebelumnya kita bahas terlebih dahulu tentang teori masuknya agama Islam di Indonesia.
1. Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia
- Hoesein Djajadiningrat. Islam masuk ke Nusantara melalui Iran (Persia). Buktinya adalah ejaan dalam tulisan Arab. Selain itu, pemakaian gelar ‘syah’ yang biasa dipakai di Persia, juga pernah dipergunakan oleh Raja Malaka pada abad ke-15.
- Soetjipto Wirjosoeparto. Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Hal itu dibuktikan dengan salah satu makam Raja Islam di Samudera Pasai, Aceh Utara yang nisannya terbuat dari marmer buatan Gujarat.
- Snouck Hurgronye dan Moquette dari Belanda. Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa berbagai batu nisan di berbagai tempat di Nusantara, termasuk makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, mempunyai bentuk yang sama dengan batu nisan di Cambay, Gujarat, India.
- Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka). Islam masuk ke Nusantara melalui Mesir dan Mekkah. Teorinya didasarkan pada sebagian besar rakyat Indonesia memeluk Islam bermadzhab Syafi’i, seperti yang banyak dianut oleh penduduk Mesir. Selain itu, gelar yang dipakai oleh raja-raja Samudra Pasai adalah gelar raja-raja Mesir, yaitu al Malik.
- Alwi Shihab. Islam pertama kali masuk ke Nusantara pada abad pertama Hijriah (abad ke-7 M) dibawa oleh pedagang-pedagang sufi–Muslim Arab yang memasuki Cina lewat jalur–jalur bagian Barat. Kesimpulan itu didasarkan pada berita Cina dari periode Dinasti Tang yang menyatakan adanya permukiman sufi Arab di Cina yang penduduknya diizinkan oleh penguasa untuk sepenuhnya menikmati kebebasan beragama.
2. Bukti-bukti Awal Masuknya Islam ke Indonesia
Berita Dari Luar Negeri
|
Berita Dari Dalam Negeri
|
a. Berita
Cina dari Dinasti Tang yang
menyebutkan adanya rencana serangan orang-orang Ta Shih pada tahun 674 M terhadap Kerajaan Holing
(Kalingga) yang diperintah oleh Ratu Sima.
b. Berita
Arab yang menyatakan bahwa
pedagang Arab yang
beragama Islam telah
mengadakan kegiatan perdagangan
di Sriwijaya, termasuk Selat Malaka, sekitar abad ke-8 M.
c. Ditemukannya
batu tulis dalam bahasa Arab di Leran dekat Gresik yang memuat
keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama
Fatimah binti Maimun
dengan angka tahun 1082 M.
d. Berita
dari Marco Polo yaitu seorang musafir
dari Venesia (Italia). Dalam perjalanan
dari Cina ke
Persia, ia singgah di
Peureula (Perlak), Aceh
pada tahun 1292.
Di Aceh, Marco Polo
menjumpai penduduk yang
beragama Islam dan banyak
pedagang dari Gujarat
(India) yang giat
menyebarkan Islam.
|
a. Adanya
makam Sultan Malik Al Saleh (tahun 1297) Yaitu seorang Raja dari Kerajaan
Samudra Pasai.
b. Berita
dari Ibnu Batutah (1345-1346) seorang utusan Sultan Delhi (India) ke Cina,
yang menyatakan bahwa
di Sumatra terdapat kerajaan
Islam.
c. Kompleks
makam Islam Tralaya di Trowulan. Pada nisan
makam-makam itu memuat
angka tahun dari tahun 1369 sampai 1611.
d. Berita
dari Ma Huan, yaitu seorang musafir
Cina yang beragama
Islam, mengatakan bahwa sekitar tahun 1416 telah ada pedagang-pedagang
Islam yang tinggal di pantai Utara Pulau Jawa.
e. Adanya
makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik
yang merupakan makam seorang saudagar Islam yang mengadakan kegiatan
penyiaran Islam di Pulau Jawa.
|
Berdasarkan sumber-sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M. Namun, agama Islam mulai menyebar sekitar abad ke-13 yang ditandai dengan berdirinya Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam yang pertama.
3. Penyebar Agama Islam di Indonesia
Golongan penyebar agama Islam ke Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pedagang dari Arab
b. Golongan mubalig atau guru agama Islam.
c. Golongan sufi (ahli tasawuf)
d. Para wali yang terkenal adalah Wali Songo (Wali Sembilan), terdiri dari berikut ini:
- Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
- Sunan Ampel atau Raden Rahmat
- Sunan Bonang atau Raden Maulana Makhdum Ibrahim
- Sunan Drajat atau Raden Kosim atau Syarifudin
- Sunan Giri atau Raden Paku
- Sunan Muria atau Raden Umar Said
- Sunan Kalijaga atau Joko Said
- Sunan Kudus atau Jafar Sadiq
- Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
4. Proses Penyebaran Islam
- Perdagangan, Proses islamisasi melalui saluran perdagangan ini dipercepat oleh situasi politik beberapa kerajaan Hindu pada saat itu, yaitu adipati-adipati pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah pusat di Majapahit. Pedagang-pedagang muslim itu banyak menetap di kota-kota pelabuhan dan membentuk perkampungan muslim.
- Perkawinan, Pedagang itu menikah dengan wanita penduduk setempat, terutama putri raja atau bangsawan. Karena pernikahan itulah banyak keluarga raja atau bangsawan masuk Islam.
- Pendidikan, Para ulama atau mubaliq mendirikan pondok pesantren di beberapa tempat di Nusantara. Di situlah para santri dari berbagai daerah dan berbagai kalangan masyarakat menerima pendidikan agama Islam.
- Kesenian, Penyebaran agama Islam dengan menggunakan sarana kesenian disesuaikan dengan keadaan di Indonesia karena waktu itu kebudayaan Hindu-Budha dan kepercayaan asli masih berakar kuat.
- Ajaran Tasawuf, Tasawuf sering dihubungkan dengan pengertian suluk (perjalanan) sebab kaum sufi memiliki kebiasaan mengembara. Tasawuf di Indonesia mulai tampak pada sekitar abad ke-16 dan 17. Tokoh-tokoh tasawuf yang terkenal antara lain Hamzah Fansuri, Syamsuddin al Samatrani, Nuruddin al raniri, dan Abdul al-rauf Sinkel.
Perkembangan Kerajaan–Kerajaan Islam di Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Letak Geografis, terletak di daerah pantai timur Pulau Sumatra bagian Utara Merupakan Kerajaan Islam Pertama di Indonesia serta wilayahnya menjadi bandar transit antara pedagang dari barat dan pedagang dari timur.
Peletak dasar kerajaan : Nazamuddin al Kamil
Raja pertama : Sultan Malikul Saleh (1285-1297)
Raja terakhir ; Zainal Abidin (1523-1524 )
a. Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah yang dapat dipakai untuk mempelajari sejarah Samudra Pasai adalah sebagai berikut :
1) Inskripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik Al Saleh.
2) Berita-berita asing dari MarcoPolo dan Ibnu Battutah.
3) Kronik Raja Pasai.
b. Politik
Kerajaan Samudra Pasai dibangun oleh Marah Silu atau Merah Selu yang berhasil mempersatukan Samudra dan Pasai. Samudra Pasai berkembang dengan cepat menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai.
2. Kerajaan Aceh
Terletak di pulau Sumatra bagian Utara, dekat dengan jalur pelayaran dan perdagangan International. Pendirinya : Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Puncak kejayaannya : Sultan Iskandar Muda (1607-1636).
a. Politik
Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Bandar Aceh dibuka menjadi Bandar Internasional dengan jaminan pengamanan gangguan laut dari kapal perang Portugis. Dalam perkembanganya Kerajaan Aceh mengalami kemunduran. Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Aceh antara lain :
1) Kekalahan Aceh melawan Portugis di Malaka dalam perang tahun 1629 membawa korban jiwa dan harta benda serta kapal-kapal yang cukup besar.
2) Tidak adanya tokoh yang cakap memerintah sepeninggal Sultan Iskandar Muda.
3) Daerah–daerah taklukan yang jauh dari pemerintah pusat mulai melepaskan diri dari pengaruh Aceh, seperti : Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak.
b. Sosial Budaya
Pada zaman itu muncul Hamzah Fansuri, seorang ulama besar yang mengajarkan ilmu tasawuf dan pengarang buku tentang filsafat agama Islam dan syiar keagamaan.
3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak mulai berdiri sekitar tahun 1478. Wilayah kekuasaan Demak cukup luas, yaitu meliputi daerah sepanjang pantai utara Pulau Jawa, sedangkan daerah pengaruhnya sampai ke Palembang, Jambi, Banjar dan Maluku. Faletehan adalah seorang guru besar Agama Islam dari Pasai dan seorang panglima militer yang cakap. Secara singkat inilah profil Kerajaan Demak :
- Terletak di Pantai, daerah Bergota dan Jepara Utara Jawa Tengah
- Pendirinya : Raden Patah 1500 – 1518
- Kerajaan yang tertua di pulau Jawa adalah Demak
- Pengganti Raden Patah adalah Adipati Unus yang mendapat sebutan Pangeran Sabrang Lor
- Mencapai kejayaannya masa Pangeran Trenggono
- Keruntuhan Demak : perebutan kekuasaan antara keluarga Pangeran Sekar Seda Lepen dengan keluarga Pangeran Trenggono
- Pusat pemerintahan Demak dipindahkan oleh Jaka Tingkir yang bergelar Sultan Hadiwijaya
4. Kerajaan Pajang
Jaka Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan pajang yang bergelar Sultan Hadiwijaya. Kedudukannya yang disahkan oleh Sunan Giri, segera mendapat pengakuan dari adipati di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur. Peperangan yang sengit terjadi pada tahun 1582, namun prajurit Pajang menderita kekalahan besar. Sultan Hadiwijaya menderita sakit dan akhirnya wafat. Setelah itu, terjadilah perebutan kekuasaan di antara para bangsawan. Secara singkat inilah profil Kerajaan Pajang :
- Jaka Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan Panjang yang bergelar Sultan Hadi Wijaya
- Pada masa kekuasaannya, ia mengahdiahkan wilayah Mataram, kepada Kyai Hyang Pemanahan
- Sistem pemerintahan Jaka Tingkir yaitu agraris karena ia memindahkan pusat pemerintahan kedaerah pedalaman.
5. Kerajaan Mataram Islam
Pemerintahan Senopati ternyata banyak menghadapi rintangan. Para bupati di pesisir Utara Jawa yang sebelumnya tunduk kepada Demak dan Pajang, ingin melepaskan diri. Perlawanan terhadap Mataram berpusat di Demak, Jepara, Kudus, dan Gresik–Surabaya. Kekuatan dihimpun dari Kediri, Madiun, dan Ponorogo yang berpusat di Pajang. Senopati diganti oleh putranya, yaitu Mas Jolang. Pada masa pemerintahan Mas Jolang juga diwarnai dengan peperangan yang melelahkan terhadap para pemberontak terutama para bupati di daerah pesisir. Sepeninggal Mas Jolang penggantinya adalah Putranya, Mas Rangsang. Setelah naik takhta ia bergelar Sultan Agung Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman Kalipatullah. Rintangan yang harus dihadapinya terdiri dari berikut ini :
- Bupati–bupati yang tidak mau tunduk kepada Mataram, antara lain Pati, Lasem, Tuban, Surabaya, Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.
- Kerajaan Cirebon dan Banten (di Jawa Barat)
- Kompeni Belanda di Batavia.
a. Sosial Politik
Mulai tahun 1615, Sultan Agung menggempur pertahanan bupati–bupati daerah pesisir. Satu demi satu daerah–daerah seperti Semarang, Jepara, Demak, Lasem, Tuban, dan Madura dapat ditundukkan Mataram. Setelah Surabaya jatuh, Sultan Agung adalah raja seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Kerajaan Mataram mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Prestasi besar yang dapat dicapai oleh Sultan Agung antara lain sebagai berikut :
- Memperluas daerah kekuasaannya hingga meliputi Jawa-Madura (kecuali Banten dan Batavia), Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.
- Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu langsung dari pemerintah pusatnya (Kota Gede).
- Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritim. Mataram adalah pengekspor beras terbesar pada masa itu.
- Melakukan mobilisasi militer secara besar–besaran sehingga mampu menundukkan daerah–daerah sepanjang pantai Utara Jawa dan mampu menyerang Belanda di Batavia sampai dua kali. Andaikata Batavia tidak dipagari tembok-tembok yang tinggi, benteng–benteng yang kuat dan persenjataan yang modern, sudah pasti Batavia jatuh di tangan Mataram. Pengaruh Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Islam Di Indonesia
- Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun Islam (Hijriah) yang berdasarkan peredaran bulan (sejak tahun 1633).
- Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gending.
- Menyusun kitab undang–undang baru yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat–istiadat Jawa yang disebut Surya Alam.
Pada tahun 1755, Mataram pecah menjadi dua kerajaan. Pembagian ini didasarkan pada isi Perjanjian Giyanti. Kedua kerajaan tersebut adalah Kesultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) dengan pusatnya di Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta diperintah oleh Mangkubumi dengan gelar Hamengku Buwono I. Kesuhunan Surakarta dengan pusatnya di Surakarta. Kesuhunan Surakarta diperintah oleh Susuhunan Pakubuwono III.
Perkembangan berikutnya, Kesuhunan Surakarta pecah menjadi dua, yaitu Kesuhunan dan Mangkunegaran. Pembagian ini didasarkan pada Perjanjian Salatiga pada tahun 1757 antara Mas Said dan Mataram. Kasultanan Yogyakarta akhirnya juga terbagi atas Kasultanan dan Paku Alaman.
6. Kerajaan Banten
Pada awalnya Banten adalah daerah kekusaan Kerajaan Pajajaran. Banten segera tumbuh menjadi Bandar yang penting di Selat Sunda setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511) karena padagang–pedagang dari Gujarat, India, Timur Tengah, Arab dan sebagainya enggan berlabuh ke Malaka. Banten mengalami kemunduran. Banten mencapai puncak kejayaan kembali pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Inilah profil singkat Kerajaan Banten :
- Setelah Sunda Kelapa berhasil direbut Fatahillah atau Falatehan pada tahun 1526M, daerah banten dikembangkan sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam
- Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa
- Maulana Muhammad Putra Yusuf yang baru berusia sembilan tahun diangkat menjadi raja dengan gelar ratu banten dibawah perwalian Mangkubumi
7. Kerajaan Banjar
Dari Hikayat Banjar dapat diketahui bahwa Kerajaan Banjar beribukota di Banjarmasin. Keraton itu didirikan oleh Pangeran Samudra sekitar permulaan abad ke-16. Daerah Banjarmasin yang terletak di muara sungai memungkinkan kapal-kapal besar dari pantai berlabuh di sana. Raja yang pertama ialah Pangeran Samudra yang setelah menjadi Raja dinobatkan menjadi Sultan Suryanullah atau Suryansyah.
8. Kerajaan Gowa Tallo
Kerajaan Gowa dan Tallo. Dua kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Dari Makassar agama Islam disebarkan ke berbagai daerah, bahkan sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pertumbuhan Makassar makin cepat setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511) dan Maluku dikuasai oleh Portugis dan Belanda. Pada pertengahan abad ke-17, Makassar atau Gowa berada pada puncak kejayaannya. Pelabuhan Kerajaan Gowa di Sombaopu merupakan sebuah pelabuhan transit yang penting bagi kapal-kapal yang berlayar ke atau dari Maluku. Antara Makassar dan Belanda sering terjadi konflik karena persaingan dagang. Keadaan semakin meruncing dan akhirnya pecah menjadi perang terbuka. Dalam peperangan tersebut Belanda sering mengalami kesulitan dalam menundukkan Makassar sehingga Belanda memperalat Aru Palaka (Raja Bone) untuk mengalahkan Makassar.
Isi Perjanjian Bongaya (1667):
- Sultan Hasanuddin harus memberikan kebebasan berdagang kepada VOC di Sulawesi Selatan.
- Dalam melaksanakan perdagangan VOC akan memegang hak monopoli.
- Daerah Kerajaan Bone yang dahulu direbut Sultan Hasanuddin diserahkan kembali dan Aru Palaka diangkat menjadi Raja Bone.
9. Kerajaan Ternate Tidore
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri kerajaan Ternate yang ibu kotanya terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Menurut catatan orang Portugis, raja di Maluku yang mula-mula memeluk agama Islam adalah Raja Ternate, yaitu Gapi Baguna atau Sultan Marhum yang masuk Islam karena menerima pengaruh dakwah dari Datuk Maulana Husin. Penguasa Ternate yang menentang Portugis adalah Sultan Khairun yang memerintah pada tahun 1550 sampai 1570. Ia secara tegas menolak kehadiran para misionaris Portugis di Ternate. Di bawah pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mencapai masa kejayaannya. Kerajaan Ternate telah berhasil membangun armada laut yang cukup kuat sehingga mampu melindungi wilayahnya yang cukup luas tersebut.
Kerajaan Tidore terletak di sebalah selatan Ternate. Kerajaan tidore merupakan penghasil cengkih yang besar. Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1789 – 1805).
Peninggalan-peninggalan bercorak Islam dapat dilihat dari: penggunaan bahasa Arab, bangunan fisik (candi dan nisan pada makam), khasanah kesusastraan, karya seni kaligrafi, musik, dan tari. Hingga sekarang tradisi bernilai Islam tersebut masih dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Kehidupan Politik dan Sosial-Budaya Indonesia pada Masa Perkembangan Islam
1. Bidang Politik
Konsep dewa raja yang bercorak Hindu-Buddha (di mana raja dianggap sebagai titisan dewa) diganti dengan konsep khalifah. Sebutan “raja” diganti dengan “sultan”. Selain itu, saat meninggal sang sultan tidak di-dharma-kan di dalam candi, melainkan dimakamkan secara Islam.
2. Bidang Sosial-Budaya
Dalam bidang sosial-budaya, pengaruh Islam tampak dalam beberapa hal. Pertama, tidak dikenal lagi sistem kasta atau pelapisan sosial seperti yang berlaku dalam agama Hindu. Kedua, dari segi bahasa, banyak kosakata Arab yang dipakai dan/atau diserap ke dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Selain itu, juga terjadi modifikasi atas huruf-huruf Pallawa ke dalam bahasa Arab, yang kemudian dikenal sebagai huruf Jawi. Ketiga, pengaruh yang sangat nyata adalah dalam bidang pendidikan, terutama pesantren. Melalui pesantren, agama dan kebudayaan Islam dikembangkan dan beradaptasi dengan budaya lokal yang berkembang di sekitarnya. Keempat, dalam hal busana, ada jenis pakaian pakaian tertentu yang menunjukkan identitas Islam seperti sarung, baju koko, kopiah, dan jilbab.
3. Seni Bangunan
Bangunan makam, masjid, dan keraton menunjukkan adanya akulturasi dengan bangunan pada masa Hindu-Buddha, yaitu sebagai berikut.
- Atapnya atap tumpang atau bertingkat yang jumlahnya selalu ganjil.
- Posisi masjid agak tinggi dari permukaan tanah dan berundak.
- Ada serambi yang terdapat di depan atau samping masjid sebagai tempat mencuci kaki.
- Adanya pewestren, yaitu ruang khusus bagi perempuan yang terletak di sebelah kanan masjid untuk mengikuti salat berjamaah.
- Memiliki denah berbentuk bujur sangkar.
- Makam-makam kuno diletakkan di atas bukit.
- Bangunan keraton digunakan oleh keluarga sultan sebagai tempat tinggalnya, biasanya didirikan di dekat alun-alun ibu kota dan menghadap ke utara.
4. Seni Sastra
Dalam seni sastra, pengaruh Arab dan Persia sangat kuat, namun tetap disesuaikan dengan tradisi setempat. Pengaruh Arab biasanya berbentuk syair yang terdiri atas empat baris alam tiap baitnya. Sedangkan pengaruh Persia berbentuk hikayat, yaitu kisah perseorangan yang diangkat dari tokoh-tokoh terkenal yang hidup pada masa itu. Jenis sastra lainnya adalah babad, yakni suatukarya sastra yang hidup dalam masyarakat tradisional dan lingkungan kebudayaan Jawa. Ada juga suluk, yaitu kitab-kitab yang berisi ajaran tasawuf.
5. Seni Rupa
Para seniman pada masa itu adakalanya membuat ukiran binatang atau makhluk hidup lainnya yang bentuknya disamarkan, dengan sebuah teknik yang disebut stilisasi (deformasi). Teknik stilisasi digunakan karena ajaran Islam melarang melukis makhluk bernyawa.
6. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi adalah seni menulis indah yang memadukan seni lukis dan seni ukir, yang distilisasi dan menggunakan tulisan dalam bahasa Arab. Isi penulisan dalam kaligrafi umumnya bersumber dari ayat-ayat suci Al-Qur’an dan hadist. Kaligrafi juga berfungsi sebagai hiasan. Pada umumnya menampilkan pola daun, bunga, bukit karang, pemandangan, dan garis-garis geometris.
7. Seni Tari dan Musik
Pengaruh Islam tampak dalam tiga bentuk kesenian, yaitu Debus, tari Seudati, dan Zapin. Pada pertunjukan Debus diawali oleh nyanyian dan pembacaan ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an, serta salam (salawat) kepada Nabi Muhammad. Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari Aceh. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang artinya bersaksi/saksi/pengakuan terhadap tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Dalam tari Seudati, para penari menyanyikan lagu yang isinya salawat kepada Nabi Muhammad. Sementara Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh Arab, Persia, dan India sejak abad ke-13. Tarian tradisional ini bersifat edukatif sekaligus menghibur, digunakan juga sebagai media dakwah Islam melalui syair lagu-lagu Zapin yang didendangkan.
8. Sistem Kalender
Pada masa Islam digunakan sistem kalender Hijriah. Kalender Hijriah diawali dengan bulan Muharram dan diakhiri bulan Zulhijah. Perhitungan satu tahun adalah dua belas kali siklus bulan.
Perbedaan Hindu dan Budha terletak pada hal-hal yang cukup mendasar. Perbedaan keduanya terletak pada struktur pranata sosial, kepercayaan terhadap dewa, kitab, asal usul, boleh tidaknya berqurban, hari besar, dan tempat ibadah keduanya. Secara sederhana, perbedaan-perbedaan tersebut kami jelaskan sebagaimana pada tabel berikut.
Perbedaan
|
Hindu
|
Budha
|
Pranata sosial
|
Mengenal sistem kasta (brahmana, kstaria, waisya, sudra)
|
Tidak mengenal sistem kasta
|
Dewa
|
Trimurti (brahma: busur, wisnu: cakram, siwa: trisula)
|
Budha
|
Kitab
|
Weda
|
Tripitaka
|
Asal usul
|
Perpaduan budaya bangsa Arya dan Dravida
|
Berasal dari wahyu Sidharta Gautama
|
Qurban
|
Diperbolehkan
|
Tidak diperbolehkan
|
Tempat ibadah
|
Pura
|
Wihara
|
Hari besar
|
Nyepi
|
Waisak
|
Terlepas dari beberapa perbedaan di atas, agama Hindu dan Budha nyatanya juga memiliki beberapa kesamaan muncul di abad ke 6 SM. Persamaan lain agama Hindu dan Budha misalnya terletak dari tempat awal kemunculannya. Agama Hindu dan Budha sama-sama berasal dari India dan muncul di masa yang nyaris bersamaan. Keduanya juga merupakan agama Ardhi yang berarti muncul dari kebiasaan masyarakat di bumi tanpa adanya campur tangan dari langit seperti halnya agama samawi.
Persamaan agama Hindu dan Budha juga terletak pada kebenaran ajarannya. Masing-masing mengajarkan kebenaran dan mengusahakan pembimbingan pada kehidupan manusia untuk berjalan di atas panduan hidup yang baik. Meskipun berasal dari India, namun kedua agama ini justru cenderung lebih menyebar ke regional di Asia Timur dan Asia Tenggara. Keduanya juga mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat Indonesia di masa silam yang kenyataannya dibuktikan oleh beberapa peninggalan sejarah yang bisa kita temukan hingga saat ini.
Kegiatan yang dilakukan oleh seorang brahmana atau pendeta di Indonesia dalam proses penghinduan adalah :
- Abhisekha, yaitu upacara penobatan raja;
- Vratyastoma, yaitu upacara pencucian diri (pemberian kasta);
- Kulapanjika, yaitu memberi silsilah raja, dan
- Castra, yaitu membuat mantra
TEORI MASUKNYA HINDU BUDHA DI INDONESIA
5 teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang berkembang saat ini. Kelima teori tersebut yaitu
Pasif : menerima ajaran dari luar
1. Teori Brahmana yang dicetuskan oleh JC. Van Leur, diperoleh dari para pendeta.
Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Menurutnya ” Agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh pendeta “. Tapi, teori ini memiliki kelemahan, karena kaum brahmana atau pendeta tidak diperbolehkan untuk keluar dari negerinya. Dengan begitu, tidak mungkin bagi para pendeta untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
2. Teori Ksatria yang dicetuskan oleh F.D.K Bosch, diperoleh dari raja, penguasa.
Teori ini di kemukakan oleh Majumdar, Moekerji dan Nehru. Menurut mereka, ” Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para prajurit atau pasukan yang melakukan ekspansi (Perluasan wilayah kerajaan) ke Indonesia. Teori ini memiliki kelemahan, karena tidak ditemukan bukti bahwa Indonesia pernah ditaklukkan oleh India.
3. Teori Waisya yang dicetuskan oleh N.J Krom, diperoleh dari para pedagang.
Teori ini dikemukakan oleh N.J Krom. Teori ini menjelaskan bahwa Agama Hindu masuk ke Indonesia disebarkan oleh para pedangang yang melakukan pelayaran dan berdagang di Indonesia. Hal ini bisa dilihat bahwa Indonesia sudah menjadi jalur perdagangan India dan China sejak 500 SM. Diperkirakan bahwa para pedagang itu singgah di Nusantara dan menyebarkan agama Hindu.
Aktif : mencari dan belajar ke luar
4. Teori Sudra yang dicetuskan oleh van Faber, diperoleh dari kaum budak yang bermigrasi ke suatu wilayah. Teori Sudra ini dikemukakan oleh banyak orang. Dalam teori ini, dinyatakan bahwa penyebaran aga hindu dilakukan oleh kaum sudra. Dalam agama hindu, sudra merupakan kasta terendah dalam tingkatan kedudukan. Mereka berlayar menuju nusantara untuk mengubah nasib sambil menyebarkan aga yang mereka percaya yaitu Hindu.
5. Teori arus balik yang dicetuskan juga oleh F.D.K Bosch, diperoleh dari hasil menimba ilmu ke luar negeri. Dalam teori ini, bangsa Indonesia tidak hanya menerima pelajaran agama dari bangsa India. Namun, mereka juga pergi keluar negeri untuk mempeajari tentang ilmu agama ini. Setelah mereka pulang ke Indonesia, mereka menyebarkan agama hindu dikampung halamannya.
a) Kerajaan Kalingga di India pada abad ke-3 di taklukkan oleh Raja Ashoka dari Arya. Sehingga banyak penduduk dari kerajaan kalingga melarikan diri dan bermigrasi ke Indonesia.
b) Invasi oleh bangsa Khusana ke Indonesia sehingga banyak dari kaumnya ikut bermigrasi ke Indonesia.
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Hindu–Budha di Indonesia
Sejak zaman prasejarah penduduk Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas. Pada permulaan pertama tarikh Masehi, telah terjalin hubungan dagang antara Indonesia dengan India. Hubungan ini kemudian juga berkembang ke hubungan agama dan budaya. Hal ini disebabkan para pedagang dari India tidak hanya membawa barang dagangannya, tetapi juga membawa agama dan kebudayaan mereka sehingga menimbulkan perubahan kehidupan dalam masyarakat Indonesia, yakni sebagai berikut.
- Semula hanya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian mengenal dan menganut agama Hindu–Buddha.
- Semula belum mengenal aksara/tulisan, menjadi mengenal aksara/tulisan dan Indonesia memasuki zaman Sejarah.
- Semula hanya mengenal sistem kesukuan dengan kepala suku sebagai pemimpinnya menjadi pengenal dan menganut sistem pemerintahan kerajaan dengan raja sebagai pimpinan pemerintahan yang bercorak Hindu-Budha.
Hubungan Dagang Indonesia dengan India dan Cina (Menurut Van Leur dan Wolters)
Sumber Ekstern
1. Sumber dari India
Bukti adanya hubungan dagang tersebut dapat diketahui dari Kitab Jataka yang menyebut nama Swarnabhumi yakni sebuah negeri emas yang dapat dicapai setelah melalui perjalanan yang penuh bahaya. Swarnabhumi yang dimaksud ialah Pulau Sumatra. Lalu, Kitab Ramayana menyebut nama Yawadwipa dan Swarnadwipa. Menurut para ahli, Yawadwipa (pulau padi) diduga sebutan untuk Pulau Jawa, sedangkan Swarnadwipa (pulau emas dan perak) adalah Pulau Sumatra.
Dalam Kitab Mahaniddesa yang memberi petunjuk bahwa masyarakat India telah mengenal beberapa tempat di Indonesia pada abad ke-3 Masehi. Dalam Kitab Geographike yang ditulis pada abad ke-2 juga disebutkan telah ada hubungan dagang antara India dan Indonesia. Dari kedua keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara intensif terjadinya hubungan dagang antara Indonesia dan India mulai abad-abad tersebut (abad ke 2-3 Masehi).
2. Sumber dari Cina
Kontak hubungan Indonesia dengan Cina diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5. Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya adalah perjalanan seorang pendeta Budha, Fa Hien. Pada sekitar tahun 413 M, Fa Hien melakukan perjalanan dari India ke Ye-po-ti (Tarumanegara) dan kembali ke Cina melalui jalur laut. Selanjutnya, Kaisar Cina, Wen Ti mengirim utusan ke She-po (Pulau Jawa). Berdasarkan bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa pada abad ke-5 telah dilakukan hubungan perdagangan dan pelayaran secara langsung antara Indonesia dan Cina.
Barang-barang yang diperdagangkan dari Cina berupa sutra, kertas, kulit binatang berbulu, kulit manis, dan barang-barang porselin. Barang-barang dagangan dari India berupa ukiran, gading, perhiasan, kain tenun, gelas, permata, dan wol halus yang ditukar dengan komoditas dari Indonesia seperti rempah-rempah, emas, dan perak.
Sumber Intern
Berikut sumber-sumber sejarah di dalam negeri yang memperkuat adanya hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina, antara lain sebagai berikut.
- Prasasti. Prasasti-prasasti tertua di Indonesia yang menunjukkan hubungan Indonesia dengan India, misalnya Prasasti Mulawarman di Kalimantan Timur yang berbentuk yupa.
- Kitab-Kitab Kuno. Kitab-kitab kuno yang ada di Indonesia biasanya ditulis pada daun lontar yang ditulis dengan menggunakan bahasa dan tulisan Jawa Kuno yang juga merupakan pengaruh dari bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa.
- Bangunan-Bangunan Kuno. Bangunan kuno yang bercorak Hindu ataupun Budha terdiri atas candi, stupa, relief, dan arca.
PERKEMBANGAN TRADISI HINDU-BUDHA
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi. Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:
- Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
- Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia.
- Seni Bangunan: Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha.
- Seni Sastra dan Aksara: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri. Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.
- Sistem Kalender: Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari.