Home » » BAB 7 PROKLAMASI KEMERDEKAAN SEBAGAI PENEGAK HAK BANGSA INDONESIA

BAB 7 PROKLAMASI KEMERDEKAAN SEBAGAI PENEGAK HAK BANGSA INDONESIA

Posted by E-LEARNING on Sunday 24 February 2019


A. Peristiwa Penting Menjelang Kemerdekaan
1. Janji Perdana Menteri Koiso : 
Menjelang tahun 1943 Jepang mulai mengalami kekalahan dalam perang pasifik. Pada masa pemerintahan Perdana Menteri Tojo,  pemerintah Jepang mulai melakukan penelitian untuk memberi kemerdekaan kepada wilayah jajahannya. Usaha ini untuk menarik simpati rakyat jajahan agar tetap mendukung Jepang. 7 September 1944 dihadapan sidang parlemen Jepang, Perdana Menteri Koiso menjanjikan akan member kemerdekaan bagi bangsa Indonesia pada kemudian hari. Sejak pemberian janji kemerdekaan tersebut, pemerintah Jepang mengeluarkan beberapa kebijakan yang pro-Indonesia. Pemerintah Jepang memperbolehkan pengibaran Merah Putih berdampingan dengan bendera Jepang. Bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, media massa, dan kantor pemerintah.

2. Pembentukan BPUPKI 
Salah satu wujud janji Perdana Menteri Koiso adalah pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Tujuan pembentukan BPUPKI adalah mempelajari hal-hal penting terkait pembentukan negara Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat. Anggota BPUPKI yaitu 54 orang Indonesia, 4 orang Tionghoa, 1 orang Arab, 1 orang Belanda, dan 7 orang Jepang. Pengangkatan anggota-anggota BPUPKI diumumkan pada tanggal 29 Aprl 1945. Upacara peresmian anggota BPUPKI baru dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 1945. Tugas BPUPKI adalah mempersiapkan segala hal yang terkait dengan negara Indonesia yang merdeka, seperti dasar negara, perundang-undangan, wilayah negara, usaha membela tanah air, serta perekonomian dan keuangan negara.

3. Perumusan Dasar Negara :
Dalam sidang pertama yang dilakukan pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 BPUPKI membahas tentang dasar negara Indonesia. Rumusan dasar negara yang diminta oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat harus berasal dari nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia. Muh. Yamin mengungkapkan bahwa dasar negara Indonesia harus memuat lima dasar : peri Kebangsaan, peri Kemanusiaan, peri Ketuhanan, peri Kerakyatan, Kesejahteraan Rakyat. Ir. Soekarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945. Ir. Soekarno menerangkan tentang idenya yang termuat dalam Pancasila yang isinya : Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan, Mufakat dan Demokratis, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.


4. Perumusan UUD 1945
Sidang kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10-16 Juli 1945. Perumusan undang-undang dasar dilakukan oleh panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini menyetujui bahwa Pembukaan UUD 1945 diambil dari Piagam Jakarta. Setelah itu dibentuk panitia kecil beranggota 13 orang dan diketuai oleh Mr. Soepomo. Tugas panitia kecil adalah menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan undang-undang dasar hasil keputusan Perancang UUD.

5. Pembentukan PPKI
7 Agustus 1945 Jepang membubarkan BPUPKI dan menggantikannya dengan PPKI. Dibentuk oleh Jepang untuk melanjutkan tugas BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 9 Agustus 1945 Jenderal Terauchi memanggil Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat ke Dalat, Vietnam. Pertemuan yang berlangsung tanggal 12 Agustus 1945 tersebut, Jenderal Terauchi selain membentuk susunan anggota PPKI juga menjelaskan bahwa Jepang akan memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia.

6. Jepang Menyerah kepada Sekutu
Posisi Jepang dalam Perang Pasifik semakin terdesak memasuki tahun 1945. Tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima. 3 hari kemudian, yaitu pada tanggal 9 Agustus 1945 Amerika Serikat kembali menyerang dengan mengebom atom Kota Nagasaki. Pengeboman kedua kota tersebut menyebabkan posisi Jepang semakin terdesak. Jepang akhirnya menyerah kalah pada tanggal 15 Agustus 1945. Berita menyerahnya Jepang kepada sekutu ini diketahui oleh generasi muda. Setelah Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat kembali ke Indonesia, golongan muda meminta mereka segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

7. Peristiwa Rengasdengklok
Tanggal 15 Agustus 1945 golongan muda melakukan rapat di lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan esok hari, yaitu tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda yang radikal menginginkan proklamasi segera diumumkan, sedangkan golongan tua masih menekankan perlunya rapat PPKI sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Golongan muda kembali melakukan rapat pada tengah malam menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Dalam rapat tersebut golongan muda memutuskan membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta keluar kota untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Tugas membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta diemban oleh singgih dan Latief Hendraningrat. Selama satu hari penuh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta berada di rumah milik Djiaw Kie Song, salah satu warga di Rengasdengklok. Di sana mereka berdua terus didesak golongan muda segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

B. Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
1. Penyusunan Naskah Proklamasi
Naskah proklamasi dirumuskan oleh 3 pemimpin PPKI, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dah Ahmad Soebardjo.  Mereka menyusun naskah proklamasi di ruang makan rumah Laksamana Maeda. Ahmad Soebardjo mengusulkan  kalimat pertamanya. Kalimat pertama naskah proklamasi harus berisi pernyataan kemerdekaan Indonesia. Kalimat tersebut diambil dari isi piagam Jakarta. Moh. Hatta mengusulkan kalimat kedua terkait dengan usaha pemindahan kekuasaan. Bunyi kalimat yang diusulkan Moh. Hatta “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Setelah naskah proklamasi disetujui oleh seluruh hadirin, Ir. Soekarno meminta Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi yang masih dalam bentuk tulisan tangan. Saat naskah diketik terjadi 3 perubahan, yaitu kata “tempoh” diganti “tempo”,  kata “wakil-wakil bangsa Indonesia’ diganti “Atas nama Bangsa Indonesia”, dan “Djakarta, 17-8-05” diganti “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.

2. Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi dilaksanakan di rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta pukul 10.00 WIB. Para pemuda banyak yang tidak mengetahui hasil rapat PPKI di rumah Laksamana Maeda pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari. Dalam rapat tersebut diputuskan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang sebelumnya akan dilakukan di Lapangan Ikada dipindahkan ke rumah Ir. Soekarno. Dalam pidatonya Ir. Soekarno mengungkapkan bahwa hanya bangsa yang berani menentukan nasib ya sendiri akan berdiri menjadi bangsa yang kuat. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Setelah pembacaan teks proklamasi kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Bendera dikibarkan oleh Suhud dan Latief Hendraningrat. Para hadirin secara spontan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” mengiringi pengibaran bendera Merah Putih. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan dengan cara sangat sederhana, peristiwa ini adalah tonggak perjalanan bangsa yang memberikan perubahan signifikan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini dan masa depan.

3. Penyebaran Berita Proklamasi
Sejak naskah proklamasi selesai diketik, Moh. Hatta sudah memerintahkan B.M. Diah memperbanyak dan menyebarkan ke seluruh daerah. Semua alat komunikasi digunakan untuk menyebarkan berita proklamasi, mulai dari pamphlet hingga pengeras suara. Ribuan teks proklamasi dicetak dan ditempel di tempat-tempat strategis. Selain melalui media cetak, berita proklamasi disiarkan melalui siaran radio Domei. Waidan B. Panelewen memerintahkan F. Wuz menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 3 kali berturut-turut. Baru 2 kali menyiarkan, pasukan Jepang meminta F. Wuz menghentikan siarannya. Jepang akhirnya menyegel kantor berita Domei pada tanggal 20 Agustus 1945. Surat kabar pertama yang menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya. Di Kalimantan Selatan berita proklamasi pertama kali dimuat dalam harian Borneo Simboen yang mengutip berita dari siaran radio Domei.

4. Dukungan Rakyat terhadap Proklamasi
Dukungan rakyat di berbagai daerah diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti rapat-rapat besar dan upaya pelucutan senjata pasukan Jepang.  Dukungan daerah diwujudkan dengan pembentukan pemerintah dan Komisi Nasional Indonesia (KNI) setempat. Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia juga dinyatakan oleh para pegawai Indonesia yang sebelumnya bekerja pada jawatan-jawatan pemerintah pendudukan Jepang.
a. Komita van Aksi : 2 September 1945 Komite van Aksi memberikan dukungan dengan mengeluarkan sebuah manifesto yang disebut Suara Rakyat Nomor 1.
b. Dukungan di berbagai daerah :
  • Jakarta = pusat penyebaran berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia
  • Bandung = usaha Jepang dalam mencegah penyebaran berita proklamasi tidak dapat dilakukan di Bandung, disebabkan kesiapan pemuda-pemuda Bandung yang tergabung dalam Barisan Pelopor untuk mengantisipasi pencegahan dari pihak Jepang. Siaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia disiarkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
  • Yogyakarta = penyebaran berita proklamasi melalui siaran radio juga terdengar di Yogyakarta pada siang hari tanggal 17 Agustus 1945. Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diketahui oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sultan Yogyakarta, melalui harian Sinar Matahari yang terbit tanggal 19 Agustus 1945.
  • Semarang = berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai di Semarang pada siang hari tanggal 17 Agustus 1945 melalui siaran kantor berita Domei. Pada sore hari tanggal 19 Agustus 1945 berlangsung rapat di Semarang. Pada rapat tersebut, Mr. Wongsonegoro mengajak rakyat merayakan kemerdekaan Indonesia dan melakukan pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang.
  • Surabaya =kepastian berita kemerdekaan Indonesia baru sampai pada tanggal 23 Agustus 1945, karena terdapat aturan pemadaman listrik dan peraturan jam malam. Salah satu bentuk dukungan tampak dari terjadinya peristiwa Tunjungan yang terjadi pada tanggal 19 September 1945. Para pemuda secara paksa menurunkan bendera Belabda yang masih berkibar di Hotel Yamanto dan menyobek bagian bendera berwarna biru dan mengibarkan bagian yang berwarna Merah Putih.
  • Palembang = sebagian besar wilayah Sumatra mendapat kepastian berita proklamasi saat utusan PPKI yaitu Teuku Moh. Hasan, Mr. A. Abbas, dan Dr M. Amir tiba di Palembang tanggal 24 Agustus 1945. Mereka melakukan pemasangan bendera Merah Putih, pawai kemerdekaan, merebut kekuasaan, dan melakukan aksi pembobolan penjara.
  • Jambi, Aceh, Kalimantan, Sulawesi
c. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada : peristiwa yang terjadi pada saat pelaksanaan rapat ikada menjadi bukti bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan cita-cita seluruh rakyat Indonesia. Rapat ini bertujuan untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

5. Pengakuan Luar Negeri terhadap Proklamasi Indonesia
a. Mesir : 22 Maret 1946 mengakui secara de facto kemerdekaan Indonesia dengan mengakhiri kepengurusan WNI. Tanggal 10 Juni 1947 secara de jure mengakui kemerdekaan Indonesia
b. Palestina : 6 September 1944 Syekh Muhammad Amin Al-Husaini memberikan dukungan terhadap rencana kemerdekaan Indonesia
c. India 
d. Vatikan

C. Arti Proklamasi Kemerdekaan bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
1. Proklamasi sebagai Puncak Perjuangan Kemerdekaan
Proklamasi menjadi pintu gerbang kemerdekaan Indonesia. Proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta memiliki makna bahwa bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, baik kepada bangsa Indonesia sendiri maupun dunia luar. Dan juga mempunyai arti bahwa bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib dalam segala aspek kehidupannya.

2. Proklamasi sebagai Awal Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
a. Sidang PPKI Tanggal 18 Agustus 1945
Agenda dalam sidang PPKI adalah mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai undang dasar negara Indonesia. Selanjutnya adalah pemilihan presiden dan wakil presiden.
b. Sidang PPKI Tanggal 19 Agustus 1945
Wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur
Setiap provinsi dibagi dalam beberapa keresidenan yang dikepalai oleh seorang residen. Gubernur dan residen dibantu Komite Nasional daerah
Pemerintah Republik Indonesia akan dibagi 12 departemen
Terkait masalah pertahanan, tentara Peta di Jawa dan Bali serta lascar rakyat di Sumatra dibubarkan, aktivitas prajurit Heiho dihentikan, dan meminta presiden segera membentuk tentara Kebangsaan Indonesia
c. Sidang PPKI (22 Agustus 1945)
Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di seluruh daerah Indonesia
Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai negara yang mempersatukan kekuatan-kekuatan social politik dalam masyarakat Indonesia
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dengan tujuan menjaga keamanan dan keselamatan bangsa dan negara Indonesia

3. Proklamasi sebagai Titik Tolak Perubahan Hukum Kolonial Menjadi Hukum Nasional
Proklamasi Kemerdekaan berdampak pada perubahan konstitusi di Indonesia. 18 Agustus 1945 PPKI menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi pertama bangsa Indonesia.

4. Proklamasi Menjadi Pintu Gerbang Menuju Masyarakat Adil dan Makmur
Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan merupakan salah satu jalan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sikap kerja sama, persatuan, toleransi, dan nasionalisme dari bangsa Indonesia sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Kemerdekaan Indonesia menjadi awal terwujudnya mimpi membangun bersama negara yang kitta cintai demi kesejahteraan.

Thanks for reading & sharing E-LEARNING

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts