A. PROSES BERPIKIR (PENALARAN) DAN PENELITIAN
Penelitian merupakan bagian dari proses berpikir. Proses berpikir adalah hasrat ingin tahu yang merupakan kodrat manusia. Dengan adanya proses berpikir, manusia mengembangkan pengetahuan demi tercapainya tujuan yang lebih tinggi dari sekedar bertahan hidup. Dua jenis penalaran yang sangat penting dalam penelitian adalah deduksi dan induksi. Beberapa pendapat para ahli tentang penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Marzuki, penelitian adalah suatu usaha mengumpulkan, mencari dan menganalisa fakta mengenai suatu masalah.
2. Menurut Supranto, penelitian adalah kegiatan mengumpulkan fakta atau prinsip dalam bidang ilmu pengatahuan dengan sabar, hati-hati dan sistematis.
3. Menurut Sutrisno Hadi, penelitian adalah usaha menemukan sesuatu, mengisi kekosongan atau kekurangan, mengembangkan dan menggali lebih dalam fakta yang sudah ada dan menguji kebenaran akan suatu fakta yang sudah ada namun diragukan kebenarannya.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah:
1. usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya dengan sadar, teliti dan sesuai dengan prosedur ilmiah tertentu,
2. menggunakan metode ilmiah yang logis dan 'sistematis, dan
3. dilakukan secara terencana.
Kegunaan penelitian adalah:
1. memperkuat ilmu pengetahuan, dan
2. mengembangkan ilmu pengetahuan
Tiga syarat penting dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1. Sistematis. Dilakukan sesuai dengan pola tertentu dari yang paling sederhana sampai yang rumit dan dalam mencapai hasil penelitian dilakukan secara efektif dan efisien.
2. Terencana. Dilakukan berdasarkan langkah-langkah pelaksaan yang sudah tersusun rapi.
3. Mengikuti konsep ilmiah. Dilakukan menurut cara-cara yang sudah ditentukan dengan prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.
Social Institution = Pranata Sosial, sistem tata kelakuan, norma, lembaga kemasyarakatan, lembaga sosial.
Definisi Lembaga sosial.
- Himpunan norma yang berkisar pada kebutuhan pokok manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. (Soerjono Soekanto)
- Prosedur atau tata cara yang telah diciptakan manusia untuk mengatur hubungan antara manusia. (Charles H. Page)
Fungsi lembaga sosial:
1. Sebagai pedoman bertingkah laku / bersikap.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Sistem pengawasan masyarakat / sosial kontrol terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Pranata Sosial adalah sekumpulan norma yang tersusun secara sistematis yang dibentuk dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia yang bersifat khusus.
Lembaga Sosial adalah wujud konkret dari sistem norma atau pranata sosial.
Contoh:
• Kebutuhan hidup kekerabatan menimbulkan lembaga kemasyaraka-tan seperti pelamaran, perkawinan, perceraian.
• Kebutuhan akan mata pencaharian menimbulkan lembaga kemasyarakatan seperti pertanian, peternakan, koperasi, industri,
• Kebutuhan akan pendidikan menimbulkan lembaga kemasya-rakatan seperti pesantren, taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.
• Kebutuhan akan rasa keindahan, menimbulkan kesusastraan, seni rupa, seni suara dan lain-lain.
Masyarakat pasti mengalami perubahan, karena masyarakat bersifat dinamis. Beberapa definisi mengenai perubahan sosial:
Selo Soemardjan merumuskan perubahan sosial adl perubahan-perubahan pd lembaga-lembaga kemasyarakan di dalam suatu masyarakat yg mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap & pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat.
Paul B. Horton & Chester L. Hunt mengatakan perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur & hubungan sosial.
Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yg terjadi dlm struktur & fungsi masyarakat.
Mac Iver menyebutkan perubahan sosial sbg perubahan-perubahan dlm hubungan sosial.
Menurut Everet M. Roger, ada tiga macam perubahan sosial:
1. Perubahan sosial dari dalam sistem itu sendiri.
2. Perubahan yang terjadi dari luar secara tidak sengaja dan spontan membawa ide baru kepada anggota masyarakat.
3. Perubahan yang terjadi bila ada ide yang dibawa dari outsider
Sebab-sebab perubahan sosial menurut Mooris Ginsberg:
1. Keinginan individu secara sadar mengadakan perubahan.
2. Perubahan struktural dalam bidang sosial, ekonomi dan politik.
3. Pengaruh eksternal.
4. Munculnya pribadi yang menonjol dalam masyarakat.
5. Munculnya peristiwa tertentu.
6. Tercapainya konsensus dalam masyarakat.
A. Pengertian Masyarakat Multikultural
Di Indonesia, konsep tentang multikulturalisme telah lama diperbincangkan oleh para tokoh sosial maupun agama. Hal ini berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang memiliki banyak sukubangsa, agama, dan ras. Dengan itulah konsep masyarakat multikultural menjadi topik yang relevan untuk ditelaah karena sesuai dengan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Masyarakat multikultutral disini lebih dipandang sebagai masyarakat yang memiliki kesederajatan dalam bertindak di negara meski berbeda-beda sukubangsa, ras, maupun agama. Lebih tepatnya masyarakat multikultural tidaklah hanya sebagai konsep keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, akan tetapi menekankan pada keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Dalam artian lain, multikulturalisme dinyatakan sebagai sebuah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan atas perbedaan kebudayaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian masyarakat multikultural menurut beberapa tokoh:
1. Furnivall, Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen (kelompok) yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2. Clifford Gertz, Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3. Nasikun, Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.
I. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Definisi menurut beberapa ahli:
1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok social sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
2. Soerjono Soekanto, kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbale balik dan saling mempengaruhi
3. Hendropuspito, kelompok social sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
Dapat disimpulkan bahwa kelompok social adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan cirri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya
SYARAT KELOMPOK SOSIAL
1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tsb.
2. Adanya hubungan timbal balik antaranggota
3. Adanya faktor pengikat, seperti kesamaan ideologi, kesamaan kepentingan atau kesamaan nasib
4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku
5. Bersistem dan berproses
B. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
1. Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain
2. Memiliki stuktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu
3. Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi di antara para anggotanya
isoelink February 23, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Definisi menurut beberapa ahli:
1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok social sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
2. Soerjono Soekanto, kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbale balik dan saling mempengaruhi
3. Hendropuspito, kelompok social sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
Dapat disimpulkan bahwa kelompok social adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan cirri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya
SYARAT KELOMPOK SOSIAL
1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tsb.
2. Adanya hubungan timbal balik antaranggota
3. Adanya faktor pengikat, seperti kesamaan ideologi, kesamaan kepentingan atau kesamaan nasib
4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku
5. Bersistem dan berproses
B. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
1. Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain
2. Memiliki stuktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu
3. Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi di antara para anggotanya
isoelink February 23, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
Pengertian Konflik menurut Ahli :
Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.
Faktor-faktor Penyebab Konflik
Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :
perbedaan antarindividu,
perbedaan kebudayaan ,
perbedaan kepentingan dan
perubahan sosial.
Perbedaan antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang. Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat kepada lapisan tertentu adalah berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Kekayaan.
Semakin besar pendapatan seseorang, semakin besar kesempatan memiliki banyak harta benda dan semakin besar peluangnya untuk menduduki strata atas.
2. Kekuasaan.
Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan kehendaknya terhadap orang lain. Anggota masyarakat yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati strata atas.
3. Keturunan (kehormatan).
Kriteria keturunan ini terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Dalam masyarakat feodal, keluarga raja atau bangsawan menempati strata atas. Seperti gelar Raden di Jawa Tengku di Aceh, I Gde di Bali, dan lain sebagainya.
4. Pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan, orang yang memiliki keahlian atau profesionalis akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar. Seperti dokter, hakim, profesor.
STRATIFIKASI SOSIAL
• Pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya dalam sosiologi dinamakan Stratifikasi Sosial.
• Adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (Pitirim Sorokin)
• Stratifikasi sosial merupakan gejala universal dan merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat.
Pengertian dan ciri Struktur Sosial
Pengertian Struktur Sosial :Struktur sosial adalah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, di dalam struktur sosial tersebut terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang menunjuk pada suatu keteraturan perilaku.
Pengertian struktur sosial menurut Ahli :
Coleman : Pola hubungan antar manusia dan antarkelompok manusia
Kornblum : Pola perilaku individu dan kelompok, yaitu perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat
Soerjono soekanto : sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial
Ciri-ciri Struktur Sosial :
struktur sosial mengacu pada hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentuk pada masyarakat
struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu
struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat
struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu tatanan
struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian. Pertama di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris, kedua di dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian.
Idealnya masyarakat mendambakan keadaan yang tenang dan damai. Namun kondisi tersebut tidak selalu dapat terwujud. Banyak penyimpangan terjadi dalam masyarakat. Sehingga untuk dapat terwujud keseimbangan sosial (social equilibrium) haruslah ada upaya-upaya untuk mengurangi atau menghilangkan penyimpangan dalam masyarakat.
Social Control atau pengendalian sosial dapat diartikan sebagai berikut:
a. Pengendalian sosial adalah Upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat.
b. Suatu proses baik yg direncanakan / tidak, bersifat mendesak, mengajak atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok atau setidaknya mematuhi kaedah sosial yg berlaku. (Roucek)
c. Pengendalian Sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. (Peter L. Berger)
Tujuan dari pengendalian sosial adalah mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat.
Pengendalian Sosial dapat berbentuk : Preventif atau Represif.
Pengendalian Sosial dapat bersifat : Coercive atau Persuasive
Pengendalian Sosial caranya dapat : Compultion atau Pervation
PREVENTIF:
Usaha dilakukan sebelum terjadi pelanggaran. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
Usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pd keserasian antara kepastian & keadilan.
Sebagian besar pengendalian sosial dilakukan dengan cara pencegahan atau upaya mengurangi kesempatan.
Lawrence Cohen & Marcus Felson (1979) mengatakan mengenai Opportunity Theori, dikatakan bahwa: “Kejahatan tidak hanya disebabkan oleh motivasi pd seseorang untuk melakukan pelanggaran, tetapi juga karena adanya target yg memadai & tdk adanya pengawasan yg efektif”
Disadari atau tidak setiap individu pasti pernah melakukan perilaku menyimpang, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Bila sistem pengendalian sosial tidak dapat meminimalkan perilaku menyimpang, maka tentu orang tidak akan merasa nyaman, aman, tentram dan teratur.
Pada dasarnya manusia ingin hidup dalam kondisi yang tertib dan harmonis tanpa kesemerawutan dan kekerasan. Keteraturan sosial adalah suatu kondisi di mana hubungan-hubungan sosial berjalan secara tertib dan teratur menurut nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Begitu pentingnya keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat sehingga beberapa daerah bahkan secara nasional mencitpakan slogan atau motto yang intinya mengedepankan kehidupan yang tertib, seperti Jakarta Teguh Beriman.
Perilaku warga menghasilkan sebuah pola perilaku tertentu yang diikuti hampir sebagian anggota masyarakat. Pola ini kemdian menjadi order (adat istiadat) yang ajeg dalam masyarakat. Keajegan dalam pola perilaku kemudian akhirnya tercipta keteraturan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Penyimpangan (deviance) adalah segala bentuk perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak (norma) masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi (James vander Zanden). Suatu perilaku disebut menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
isoelink February 23, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
Pada dasarnya manusia ingin hidup dalam kondisi yang tertib dan harmonis tanpa kesemerawutan dan kekerasan. Keteraturan sosial adalah suatu kondisi di mana hubungan-hubungan sosial berjalan secara tertib dan teratur menurut nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Begitu pentingnya keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat sehingga beberapa daerah bahkan secara nasional mencitpakan slogan atau motto yang intinya mengedepankan kehidupan yang tertib, seperti Jakarta Teguh Beriman.
Perilaku warga menghasilkan sebuah pola perilaku tertentu yang diikuti hampir sebagian anggota masyarakat. Pola ini kemdian menjadi order (adat istiadat) yang ajeg dalam masyarakat. Keajegan dalam pola perilaku kemudian akhirnya tercipta keteraturan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Penyimpangan (deviance) adalah segala bentuk perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak (norma) masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi (James vander Zanden). Suatu perilaku disebut menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
isoelink February 23, 2017 New Google SEO Bandung, Indonesia
Berbeda dengan binatang yang segala sesuatunya digerakkan oleh nalurinya, manusia harus memutuskan sendiri apa yang harus dilakukannya. Keputusan yang diambil oleh suatu kelompok manusia berbeda dengan kelompok lain, sehingga kita menjumpai keanekaragaman.
Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh manusia didapat melalui proses belajar. Setiap anggota baru dari kelompok masyarakat harus mempelajari kebiasaan melalui proses yang dinamakan SOSIALISASI
DEFINISI SOSIALISASI:
• “Proses seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat” (Peter L. Berger)
• Keseluruhan kebiasaan manusia yang harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu masyarakat.
Menurut Peter L. Berger yg diajarkan melalui sosialisasi adalah peranan-peranan, oleh sebab itu teori sosialisasi oleh sejumlah tokoh sosiologi dikatakan sebagai teori peranan (role theory)
Bila cermin memantulkan apa yg terdapat di depannya, maka seseorang pun memantulkan apa yang dirasakannya sbg tanggapan masyarakat (Teori Looking Glass Self dari C.H. Cooley):
1. Persepsi kita memandang orang lain.
2. Persepsi kita tentang penilaian mereka,
3. Persepsi kita tentang penilaian-penilaian.
Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang terjadi antar individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok dalam bentuk kerjasama atau persaingan. Ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis:
a. Jumlah pelakunya dua orang atau lebih.
b. Adanya komunikasi dengan menggunakan simbol.
c. Adanya tujuan yang akan dicapai.
d. Adanya dimensi waktu, meliputi masa lalu,masa kini dan masa yang akan datang.
Syarat interaksi sosial
a. Komunikasi yaitu proses penyampaian pesan kepada seseorang sehingga pesan dapat diterima dan dipahami. Syarat komunikasi yaitu adanya komunikan (orang yang diajak komunikasi) dan pesan yang disampaikan.
b. Kontak sosial yaitu bertemunya dua pihak atau lebih secara fisik, baik tanpa alat maupun dengan alat.
isoelink
February 23, 2017
New Google SEO
Bandung, Indonesiaa. Jumlah pelakunya dua orang atau lebih.
b. Adanya komunikasi dengan menggunakan simbol.
c. Adanya tujuan yang akan dicapai.
d. Adanya dimensi waktu, meliputi masa lalu,masa kini dan masa yang akan datang.
Syarat interaksi sosial
a. Komunikasi yaitu proses penyampaian pesan kepada seseorang sehingga pesan dapat diterima dan dipahami. Syarat komunikasi yaitu adanya komunikan (orang yang diajak komunikasi) dan pesan yang disampaikan.
b. Kontak sosial yaitu bertemunya dua pihak atau lebih secara fisik, baik tanpa alat maupun dengan alat.
A. Nilai Sosial
Nilai ialah konsepsi abstrak tentang sesuatu yang berharga dalam diri manusia mengenai baik dan buruk. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, secara umum nilai dapat dibedakan kedalam tiga macam, yaitu nilai vital, material dan kerohanian. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik manusia. Misalnya makanan dan minuman. Nilai vital, artinya segala sesuatu yang berguna untuk mengadakan kegiatan atau aktivitas. Contohnya sabit yang digunakan petani dan pisau yang menjadi alat kerja seorang juru masak. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Berdasarkan sumbernya, nilai kerohanian dapat dibagi lagi menjadi empat jenis yaitu:
1. Nilai kebenaran, bersumber dari akal manusia (cipta);
2. Nilai keindahan atau estetika, bersumber dari unsur rasa manusia (estetika);
3. Nilai moral atau kebaikan, bersumber dari kehendak manusia (karsa);
4. Nilai religius, bersumber pada ke-Tuhanan.
isoelink
February 23, 2017
New Google SEO
Bandung, IndonesiaNilai ialah konsepsi abstrak tentang sesuatu yang berharga dalam diri manusia mengenai baik dan buruk. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, secara umum nilai dapat dibedakan kedalam tiga macam, yaitu nilai vital, material dan kerohanian. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi fisik manusia. Misalnya makanan dan minuman. Nilai vital, artinya segala sesuatu yang berguna untuk mengadakan kegiatan atau aktivitas. Contohnya sabit yang digunakan petani dan pisau yang menjadi alat kerja seorang juru masak. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Berdasarkan sumbernya, nilai kerohanian dapat dibagi lagi menjadi empat jenis yaitu:
1. Nilai kebenaran, bersumber dari akal manusia (cipta);
2. Nilai keindahan atau estetika, bersumber dari unsur rasa manusia (estetika);
3. Nilai moral atau kebaikan, bersumber dari kehendak manusia (karsa);
4. Nilai religius, bersumber pada ke-Tuhanan.
Apakah yang membedakan pengetahuan dan ilmu pengetahuan?
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dialami atau yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Contohnya : kelaparan, kedinginan, kekeringan dan kebanjiran.
2. Ilmu Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Berikut skema syarat pengetahuan bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan:
isoelink
February 23, 2017
New Google SEO
Bandung, Indonesia1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dialami atau yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Contohnya : kelaparan, kedinginan, kekeringan dan kebanjiran.
2. Ilmu Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Berikut skema syarat pengetahuan bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan: