Home » » BAB 4 SOSIALISASI [KTSP]

BAB 4 SOSIALISASI [KTSP]

Posted by E-LEARNING on Thursday, 23 February 2017

Berbeda dengan binatang yang segala sesuatunya digerakkan oleh nalurinya, manusia harus memutuskan sendiri apa yang harus dilakukannya. Keputusan yang diambil oleh suatu kelompok manusia berbeda dengan kelompok lain, sehingga kita menjumpai keanekaragaman.

Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh manusia didapat melalui proses belajar. Setiap anggota baru dari kelompok masyarakat harus mempelajari kebiasaan melalui proses yang dinamakan SOSIALISASI

DEFINISI SOSIALISASI:
“Proses seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat” (Peter L. Berger) 
Keseluruhan kebiasaan manusia yang harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu masyarakat.

Menurut Peter L. Berger yg diajarkan melalui sosialisasi adalah peranan-peranan, oleh sebab itu teori sosialisasi oleh sejumlah tokoh sosiologi dikatakan sebagai teori peranan (role theory)
Bila cermin memantulkan apa yg terdapat di depannya, maka seseorang pun memantulkan apa yang dirasakannya sbg tanggapan masyarakat (Teori Looking Glass Self dari C.H. Cooley):
1. Persepsi kita memandang orang lain.
2. Persepsi kita tentang penilaian mereka,
3. Persepsi kita tentang penilaian-penilaian.


Dalam bersosialisasi dikenal “Pengambilan Peranan.”Pengambilan peranan adalah proses dimana anggota baru masyarakat mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat. (George Herbert Mead)
1. Play Stage: Tahap dimana anak baru masyarakat mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat.
2. Game Stage: Tahap dimana anak telah mengetahui peranan yang harus dijalankann oleh orang lain.
3. Generalized Other: Tahap dimana anak memilih peranan yang ia kehendaki, sehingga ia memiliki jati diri.

Dalam tahapan-tahapan tersebut ada orang-orang penting dalam proses sosialisasi yang dikenal dengan sebutan significant other.

Seseorang yang tidak mengalami sosialisasi tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Tidak ada seorang manusia pun yang tidak melakukan proses sosialisasi dalam hidupnya. Apabila ada manusia yang tidak bergaul / berkumpul dengan manusia lain, itu merupakan kasus khusus.

Sosialisasi dapat berjalan lancar, teratur, intensif bila masyarakat mempunyai lembaga-lembaga yang mendapat tugas khusus. Yang dinamakan Social Institution, seperti Lembaga Keluarga, Lembaga Pendidikan, Lembaga Keagamaan, Lembaga Ekonomi, Lembaga Politik, dan lain-lain. (penjelasan kelima lembaga silahkan lihat Bab Social Institution)

Tujuan Sosialisasi
1. Membekali seseorang dg ketrampilan yg dibutuhkan dlm kehidupan
2. Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi seperti dalam membaca, menulis, dan berbicara
3. Membiasakan diri dengan nilai-nilai kepercayaan pokok yg ada di masyarakat

Sosialisasi berlangsung seumur hidup manusia selama ia masih mau dan mampu meningkatkan kemampuannya. Sehingga dapat dikatakan sebagai “never ending studies”. Sebab perubahan selalu terjadi dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat kita harus selalu belajar dari perubahan tersebut.

Tipe Sosialisasi
1. Formal.
Sosialisasi melalui lembaga-lembaga yg berwenang seperti pendidikan di sekolah.
2. Informal.
Sosialisasi yg terdapat di masyarakat / dlm pergaulan yg bersifat kekeluargaan seperti teman, sahabat, sesama anggota klub, dll.
Baik sosialisasi formal maupun informal, tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi individu tersebut agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya.

Sosialisasi dibedakan menjadi :
1. Sosialisasi Primer, yaitu sosialisasi paling dini yg diterima individu dari lingkungan hidupnya. Kemampuan individu untuk menentukan pilihan hidupnya sangat dipengaruhi oleh hasil sosialisasi primer di dalam keluarganya.
2. Sosialisasi sekunder, yaitu sosialisasi lanjutan dari sosialisasi primer. Sebagai lanjutan sosialisasi primer, sosialisasi dalam masyarakat menawarkan pilihan pola hidup yang sangat beragam dengan berbagai contoh kehidupan baik dan buruk.

Individu yang kurang mengalami proses sosialisasi secara wajar akan berbeda dengan individu lainnya. Dalam kehidupan masyarakat tidak semua orang mendapat kesempatan untuk bersosialisasi dengan baik.  Dalam Sosiologi, pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi disebut agen sosialisasi. Menurut Menurut Fuller & Jacobs, Agen Sosialisasi adalah sebagai berikut:

1. Keluarga
- Terdiri atas orang tua dan saudara., kerabat dan bukan kerabat. Contoh: Baby sitter, driver, security, dll)
- Peran ortu sangat penting pada tahap awal ini.
- Kemampuan-kemampuan tertentu hanya dapat diajarkan pada periode tertentu.
- Terkadang terjadi pula Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) atau Child Abuse
2. Teman
- Tetangga, teman sekolah, teman gank (cyber friends).
- Berinteraksi dengan teman sederajat mulai mempelajari kemampuan baru, mulai belajar nilai-nilai keadilan.
- Teman sepermainan mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam membentuk pribadi si anak atau individu. Dalam kelompok ini individu bukan hanya belajar nilai-nilai baik dan buruk, tetapi juga belajar bagaimana mematuhi aturan-aturan yang terdapat dalam kelompok bermainnya, sehingga ia dapat diterima anggota kelompoknya.
3. Sekolah
- Pendidikan formal yang mempersiapkan penguasaan peranan-peranan baru dikemudian hari.
- Pendidikan di sekolah berfungsi mengembangkan kepribadian anak atau individu secara keseluruhan dan ideal. Sosialisasi di sekolah sangat mendukung sosialisasi yang berlangsung di masyarakat
- Selain membaca, menulis, berhitung, menurut Robert Dreben, di sekolah dipelajari pula tentang:
Kemandirian (independence)
Prestasi (achievement)
Universal (universalisme)
Spesifikasi (specificity)
Tanggung jawab (responsibility)

4. Media Massa
- Pesan-pesan yang ditayangkan media dapat mengarah publik ke arah perilaku pro-sosial atau anti-sosial.
- Penayangan tayangan / acara di layar kaca atau layar lebar, dapat mempengaruhi penontonnya.
- Anak-anak menghabiskan waktunya lebih banyak di depan televisi ketimbang untuk belajar.
- Iklan yang ditayangkan di koran, tabloid, dan televisi mempunyai potensi untuk memicu perubahan pola konsumsi dan gaya hidup.

Dalam pergaulan hidup, manusia tidak lepas dari penilaian orang lain. Banyak orang mengartikan sikap dan tingkah laku seseorang sebagai kepribadian atau personality, sebenarnya setiap orang mempunyai kepribadian, hanya saja pribadi yang satu berbeda dengan pribadi yang lain.

Proses sosialisasi berperan dalam menentukan kepribadian seseorang. Jika proses sosialisasi sejak awal sudah berjalan baik, akan menghasilkan kepribadian yang baik pula. Sebaliknya jika sosialiasasi berjalan kurang sempurna besar kemungkinan akan menghasilkan pribadi yang tidak baik, seperti pemurung, kurang percaya diri, penakut, nakal, dlsb.

Thanks for reading & sharing E-LEARNING

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts