Sosiologi berasal dari bahasa latin, socius (teman) dan logos (pembicaraan). Secara harfah, sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari atau menempatkan masyarakat sebagai objek studinya. Caranya adalah dengan menyoroti hubungan antarmanusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan tersebut.
Auguste Comte mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang memiliki naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Menurut Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok. Menurut William F. Orgburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemadi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan prosessosial, termasuk perubahan sosial.
Dari beberapa definisi di atas, kita dapat mengetahui bahwa sosiologi dalam mengkaji fenomena sosial melihat dua sisi manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain di sekitarnya.
Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individual dan Sosial
Makhluk Individual
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian unik serta pola tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Ada dua istilah lain dalam kata “individu”. Pertama, Individualisme adalah paham yang mementingkan hak perseorangan disamping kepentingan masyarakat atau Negara. Kedua, Individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri. Jadi, manusia sebagai makhluk individu merupakan manusia yang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya dan bertanggungjawab atas pilihannya tersebut.
Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia akan selalu membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Sosialisasi ini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu tempatnya untuk berinteraksi. Manusia berinteraksi dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan demi kelangsungan hidupnya.
Gejala Sosial yang Terjadi di Lingkungan Masyarakat
Menurut Pitirim A. Sorokin, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial dengan gejala lainnya (nonsosial). Jika dilihat dari definisi tersebut, jelas bahwa ada perbedaan antara gejala sosial dengan gejala nonsosial.
Gejala sosial merupakan suatu gejala yang tidak dapat berjalan seperti yang dikehendaki, sehingga menyebabkan kekecewaan di kalangan masyarakat. Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, penyimpangan seksual, kriminalitas, perdagangan sosial, kenakalan remaja. Pengangguran dsb. Sedangkan gejala nonsosial lebih pada kondisi alam seperti bencana atau aktifitas alam lainnya seperti hujan, petir, banjir, gempa yg terjadi karena pergeseran atau pergerakan dimensi-dimensi alam itu sendiri.
Berikut ini merupakan jenis-jenis gejala sosial yang diungkapkan oleh Pitirim A. Sorokin. Diantaranya yaitu :
- Gejala sosial religious. Misalnya perayaan panen padi
- Gejala sosial ekonomi. Misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran.
- Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu.
- Gejala sosial hukum. Misalnya, ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya.
- Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
- Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial.
- Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar.
Pernahkan kita berpikir apa itu sosiologi? Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) seorang filsuf dari Prancis, sehingga Auguste Comte dikenal sebagai “Bapak Sosiologi”. Secara khusus sebagai disiplin ilmu sosial, para sosiolog membuat ruang lingkup kajian dalam mengamati manusia yang ada di sekitarnya.
Ruang lingkup kajian sosiologi adalah sebagai berikut.
- Fakta sosial (Emile Durkheim), pola atau sistem yang mempengaruhi cara manusia untuk bertindak, berfikir dan merasa yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa atau mengendalikan manusia tersebut. Contohnya : hukum dan budaya.
- Tindakan sosial (Max Weber), tindakan manusia yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contohnya : orang berpakaian rapih, agar mendapat pujian dari orang lain.
- Imajinasi sosial (C. Wright Mills), kita dapat membedakan antara masalah personal dan publik. Contohnya : jika dalam 1 juta jiwa penduduk, 10 orang tunawisma adalah masalah personal. Jika 100.000 orang tunawisma adalah masalah publik.
- Realitas sosial (Peter L.Berger), peristiwa yang terjadi karena dibentuk (buatan). Contohnya : banyak masyarakat bunuh diri karena stress.
Hakekat ilmu sosiologi
- Termasuk ilmu sosial.
- Bersifat kategoris, membatasi diri dengan apa yang terjadi dan bukan apa yang seharusnya terjadi.
- Merupakan ilmu pengetahuan murni, bukan terapan.
- Bersifat abstrak, memperhatikan pola dan peristiwa yang terjadi di masyarakat.
- Bertujuan menghasilkan beragam pengertian dan pola-pola umum.
- Merupakan ilmu pengetahuan yang rasional.
- Merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, bukan khusus.
- Empiris, didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat, sehingga hasilnya tidak spekulatif.
- Teoritis, berusaha menyusun abstraksi dan hasil-hasil observasi.
- Kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada.
- Non-etis, yakni yang dipermasahkan bukan baik-buruknya fakta tertentu, melainkan bertujuan untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
- Hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia lain.
- Hubungan antara individu dengan kelompok.
- Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain.
- Sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang bermacam-macam coraknya.
- Metode Kualitatif adalah metode analisis yang memakai bahan/data/informasi yang sukar diukur dengan angka/ukuran eksak,tetapi lebih bersifat deskriptif.
- Metode Histories: metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
- Metode Komparatif: metode pengamatan dengan cara membandingkan antara berbagai masyarakat dan bidangnya untuk mendapatkan persamaan dan perbedaan sebagai petunjuk dalam suatu masyarakat.
- Metode Studi Kasus: metode analisis yang memfokuskan diri untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata (kasus) dalam kehidupan masyarakat.
- Metode Eksperimen: suatu cara untuk mengetahui pengaruh perubahan pola kehidupan masyarakat melalui percobaan-percobaan pada kelompok sosial tertentu dan kelompok lain sebagai pengendali.
- Metode Filosofis: mengatasi masalah sosial melalui perenungan dan pemikiran yang mendalam, terarah, dan mendasar yang bertumpu pada akar budaya masyarakat.
- Metode Kuantitatif adalah metode analisis yang memakai angka/ukuran eksak, melalui pengolahan data, dan pengorganisasian data. Data berupa angka dan mudah diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori.
- Fungsi atau kegunaan sosiologi
- Untuk pembangunan: memberikan data-data sosial untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.
- Untuk penelitian: untuk rencana penyelesaian masalah sosial.
- Sosiolog sebagai ahli riset (melakukan riset ilmiah/penelitian)
- Sosiolog sebagai konsultan kebijakan (membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi)
- Sosiolog sebagai praktisi (perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat)
- Sosiolog sebagai guru/pendidik (mengajarkan dan mengembangkan sosiologi)
Thanks for reading & sharing E-LEARNING
0 komentar:
Post a Comment