Home » » Individu, Kelompok & Hubungan Sosial

Individu, Kelompok & Hubungan Sosial

Posted by E-LEARNING on Sunday 6 August 2017

Kodrat manusia sebagai makhluk sosial adalah keinginannya untuk selalu hidup bersama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau masyarakat. Tidak seorang pun di dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa melakukan hubungan atau kerjasama dengan orang lain. Melalui hubungan itu kita dapat menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginan untuk mendapatkan tanggapan (reaksi) dari pihak lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berhubungan antara yang satu dan yang lainnya, sejak bangun pagi hingga tidur malam. Hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial dapat dicirikan dengan adanya tindakan untuk berhubungan. Tindakan tersebut dapat memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku individu lain, atau sebaliknya. Tindakan seperti ini dinamakan interaksi sosial. Interaksi sosial akan menyebabkan kegiatan hidup seseorang semakin bervariasi dan kompleks.

Sejak kapan manusia melakukan interaksi sosial? Sejak manusia lahir ke dunia, proses interaksi sudah mulai dilakukan walaupun terbatas pada hubungan yang dilakukan seorang bayi terhadap ibunya. Interaksi sosial erat kaitannya dengan naluri manusia untuk selalu hidup bersama dengan orang lain dan ingin bersatu dengan lingkungan sosialnya. Naluri ini dinamakan gregariousness.


Hakikat Interaksi Sosial
Menurut John Lewis Gillin, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau antarkelompok. Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar interaksi sosial dapat terjadi, yaitu kontak sosial dan komunikasi.

Kontak sosial
Kontak sosial dapat dibagi menjadi dua. Kontak sosial yang terjadi secara langsung atau tatap muka disebut  kontak primer. Kontak sosial yang terjadi secara tidak langsung atau melalui perantara disebut  kontak sekunder. Kontak sekunder juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu kontak sekunder langsung (menggunakan alat tertentu seperti telepon) dan kontak sekunder tidak langsung  (menggunakan orang lain  sebagai perantara).

Komunikasi
Komunikasi yaitu penyampaian pesan dari pihak satu ke pihak lain. Lima unsur pokok dalam komunikasi sebagai berikut
  1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan kepada pihak lain
  2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang menerima pesan
  3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator
  4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan
  5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapatkan pesan dari komunikator
Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong berikut ini.
  1. Imitasi, yaitu suatu tindakan meniru sikap, tingkah laku dan penampilan orang lain seperti gaya bicara, gerak tubuh, dan kebiasaan lainnya.
  2. Identifikasi, yaitu kecenderungan seseorang yang ingin sama perilakunya dengan orang lain yang menjadi idolanya.
  3. Sugesti , artinya cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir secara kritis dan rasional.
  4. Simpati, adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan kemampuan seseorang untuk ikut merasakan suatu keadaan atau peristiwan yang dialami orang lain. Misalnya, ketika tetangga kita mengalami musibah, kita ikut merasakan kesedihan mereka.
  5. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh yang diberikan oleh individu kepada individu lain, sehingga individu yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang diberikan itu secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.
  6. Empati adalah proses kejiwaan seseorang untuk larut dalam perasaan orang lain, baik suka maupun duka.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Menurut Gillin  dan Gillin, ada dua macam proses social yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.

Proses Asosiatif yaitu proses sosial yang mengarah pada persatuan. Adapun bentuk-bentuk proses asosiatif antara lain :
Kerjasama/cooperasi didefinisikan sebagai usaha bersama antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles H. Cooley, kerjasama timbul apabila seseorang menyadari dirinya mempunyai kepentingan atau tujuan yang sama dengan orang lain.
Faktor terjadinya kerjasama
  • Punya tujuan sama.
  • Adanya keuntungan pribadi.
  • Punya kewajiban yang sama.
  • Keinginan untuk mencapai hasil yang lebih besar.
  • Punya tujuan untuk menolong orang lain.
Bentuk kerjasama
  • Bargaining, perjanjian tukar menukar barang dan jasa antar 2 organisasi atu lebih
  • Kooptasi, proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
  • Koalisi, merupakan kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan sama
  • Joint Venture, adalah kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu dengan system bagi hasil
  • Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong.
Akomodasi yaitu usaha-usaha untuk meredakan pertentangan.
Tujuan akomodasi
  • Dapat mengurangi pertentangan baik antar individu/antar kelompok.
  • Dapat mencegah terjadinya ledakan pertikaian untuk sementara waktu.
  • Dapat menjalin kerjasama antar kelompok sosial yang terpisah secara psikologis dan kebudayaan.
  • Dapat mengusahakan peleburan antar kelompok sosial yang terpisah.
Akomodasi sebagai sebuah proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu:
  1. Koersi, yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan secara fisik maupun psikologis
  2. Kompromi, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
  3. Arbitrase, yaitu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak.
  4. Mediasi hampir menyerupai arbitrase. Dalam proses mediasi, kedudukan pihak ketiga hanya sebagai penasihat. Pihak ketiga tidak memiliki wewenang mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah
  5. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan.
  6. Toleransi, bentuk akomodasi yang terjadi tanpa persetujuan formal.
  7. Stalemate, terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang hingga akhirnya kedua pihak menghentikan pertikaian tersebut.
  8. Ajudikasi, yaitu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan
  9. Segregasi, yaitu bentuk akomodasi ketika masing-masing pihak memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan
  10. Eliminasi, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik karena mengalah
  11. Subjugation atau domination, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang kuat meminta pihak yang lebih lemah mentaatinya.
  12. Keputusan mayoritas, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting
  13. Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh pihak minoritas
  14. Asimilasi yaitu proses sosial yang ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antar individu/kelompok dan usaha mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan bersama.
  15. Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri kepribadian masing-masing.
Proses Disosiatif
Persaingan (competition) yaitu proses sosial dimana individu/kelompok berusaha mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang menjadi pusat perhatian umum, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Fungsi persaingan
  • Menyalurkan keinginan-keinginan individu (kelompok yang kompetitif).
  • Sebagai jalan menyalurkan keinginan, kepentingan dan nilai-nilai yang menjadi pusat perhatian.
  • Sebagai alat seleksi atas dasar seks dan sosial.
  • Sebagai alat penyaring warga secara fungsional.
  • Dapat mendorong seseorang belajar, bekerja dan berjuang lebih keras.
  • Dapat membantu usaha-usaha pemilihan sesuatu yang sesuai dengan keinginan public. Contoh : pemilihan pemimpin.
Ciri-ciri persaingan
  • Ada sejumlah orang/kelompok yang sama-sama menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas.
  • Masing-masing berusaha keras untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan secara sportif.
  • Dalam bersaing tidak terjadi benturan fisik dan usaha saling menjatuhkan.
  • Persaingan terjadi hampir disemua segi kehidupan.
  • Kontravensi (controvension) yaitu proses sosial yang berada diantara persaingan dengan konflik. Atau sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Tanda-tanda kontravensi
  • Gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana.
  • Perasaan tidak suka yang disembunyikan.
  • Kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.
  • Sikap tersembunyi dapat berubah menjadi kebencian.
Bentuk-bentuk kontravensi
  1. Kontravensi umum. Misalnya penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, kekerasan dan mengacaukan rencana pihak lain.
  2. Kontravensi sederhana. Misalnya menyangkal pernyataan orang lain di depan umum, memaki-maki melalui surat-surat selebaran, mencerca, memfitnah, melempar beban, dan pembuktian pada orang lain.
  3. Kontravensi intensif. Misalnya penghasutan menyebar desas-desus dan mengecewakan pihak lain.
  4. Kontravensi rahasia. Misalnya mengumumkan rahasia pihak lain dan pengkhianatan.
  5. Kontravensi taktis. Misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain. Memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri atau konformitas dengan kekerasan, provokasi, ataupun intimidasi.
Pertikaian (konflik) yaitu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan.

Hubungan antara Keteraturan Sosial dan Interaksi Sosial
Keteraturan sosial memiliki hubungan yang selaras dan serasi antara interaksi sosial, nilai sosial, dan norma sosial. Artinya, hak dan kewajiban direalisasikan dengan nilai dan norma atau tata aturan yang berlaku. Keteraturan sosial bukanlah suatu keadaan statis karena masyarakat pada dasarnya bersifat dinamis, oleh karena itu harus senantiasa di usahakan.

Menurut proses terbentuknya, keteraturan sosial terjadi melalui tahap-tahap berikut.
  1. Tertib sosial (social order), yaitu suatu kondisi kehidupan masyarakat yang aman, dinamis, dan terat ditandai dengan setiap individu bertindak sesuai hak dan kewajibannya.
  2. Order yaitu sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat
  3. Keajegan yaitu suatu kondisi keteraturan yang tetap dan tidak berubah sebagai hasil dari hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung terus menerus.
  4. Pola yaitu corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi sosial dan dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pola dapat dicapai ketika keajegan tetap terpelihara atau teruji dalam berbagai situasi.
Status dan Peran dalam Interaksi Sosial
Status dan peran seseorang mempengaruhi cara atau bentuk interaksi sosialnya. Status (kedudukan) merupakan posisi seseorang secara umum di mayarakat dalam hubungannya dengan orang lain. Posisi seseorang menyangkut lingkungan pergaulannya, prestise, hak-hak dan kewajibannya.
Menurut Ralf Linton, dalam kehidupan masyarakat terdapat tiga macam status:
  1. Ascribed status, merupakan status seseorang yang dicapai dengan sendirinya tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Status tersebut dapat diperoleh sejak lahir.
  2. Achieved status, merupakan status yang diperoleh seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan individu dalam mencapai tujuannya. Jenis status ini bersifat terbuka bagi siapa saja.
  3. Assigned status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain. Assigned status berhubungan erat dengan achieved status. Artinya suatu kelompok atau golongan memberikan status yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa.
Dalam kenyataan masyarakat, seseorang dapat mempunyai beberapa status. Bahkan dalam waktu bersamaan dia dapat menjalankan beberapa status sekaligus. Beragam status yang dimiliki seseorang tersebut dapat menimbulkan pertentangan atau konflik status (status conflik).

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Peran adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain terhadap seseorang dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peran tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran.  Sama seperti status, peran dapat dimiliki manusia sejak lahir atau diperoleh dari lingkungan sosial. Peran-peran tersebut harus dilaksanakan sekaligus. Disinilah akan terjadi konflik peran.

Thanks for reading & sharing E-LEARNING

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts