Home » » Ragam Gejala Sosial Dalam Masyarakat

Ragam Gejala Sosial Dalam Masyarakat

Posted by E-LEARNING on Sunday 6 August 2017

A. REALITAS SOSIAL
Peter Berger dan Thomas Luckman dalam buku mereka yang berjudul The Sosial Construction of Reality, mengemukakan bahwa realitas adalah kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Berger dan Luckman melihat melihat bahwa realitas sosial memiliki dimensi objektif dan subjektif. Dimensi objektif dilihat dari adanya lembaga atau pranata sosial beserta nilai dan norma yang menunjukan bahwa masyarakat cenderung menginginkan keteraturan. Karena itu, masyarakat cenderung mewariskan nilai dan norma kepada generasi berikutnya melalui proses internalisasi (sosialisasi). Namun demikian, manusia tidak harus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya. Manusia memiliki peluang untuk melakukan interpretasi berbeda atas realitas yang diperolehnya melalui sosialisasi (sosialisasi tidak sempurna) yang dilihatnya sebagai cermin dunia objektifnya. Interpretasi yan berbeda ini secara kolektif akan membentuk sebuah realitas baru. Berger menyebut proses ini sebagai eksternalisasi. 

Eksternalisasi berjalan lambat namun pasti. Proses ini mengakibatkan terjadinya perubahan aturan atau norma dalam masyarakat. Artinya, akan terbentuk sistem nilai atau norma baru yang dapat mempengaruhi generasi-generasi berikutnya. Menurut Berger, masyarakat sebetulnya adalah produk dari manusia. Manusia tidak hanya dibentuk oleh masyarakat, tetapi juga mencoba mengubah masyarakat, termasuk perubahan yang berakibat munculnya masalah-masalah sosial. 


B. MASALAH SOSIAL
Masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi sosial antar individu, antar individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Dalam keadaan normal, interaksi sosial dapat menghasilkan integrasi. Namun, interaksi sosial juga dapat menghasilkan konflik.

Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat yaitu sebagai berikut: 
a. Masalah sosial dari faktor ekonomis, seperti kemiskinan dan pengangguran 
b. Masalah sosial dari faktor biologis, seperti penyakit menular 
c. Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti penyakit syaraf dan bunuh diri 
d. Masalah sosial dari faktor kebudayaan, seperti perceraian dan kenakalan remaja 

Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau bukan, para sosiolog menggunakan beberapa dasar sebagai ukuran, yaitu: 
1) Kriteria umum 
Masalah sosial terjadi karena ada perbedaan antara nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan kondisi nyata kehidupan. Artinya, ada ketidakcocokan antara anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dan kenyataan sebenarnya. Kriteria umum masalah sosial pun berbeda-beda di setiap masyarakat, hal ini tergantung pada nilai-nilai yang mereka anut. Contoh, di Indonesia “kumpul kebo” dilihat sebagai sebuah masalah, tetapi tidak demikian di Amerika. 

2) Sumber masalah sosial 
Selain bersumber dari interaksi sosial yang efektif, masalah sosial juga dapat bersumber dari gejala-gejala alam, seperti gempa bumi atau kemarau panjang. Namun tidak semua gejala alam menjadi sumber masalah sosial. Gejala alam menjadi sumber masalah sosial jika gejala tersebut mengakibatkan masalah sosial tertentu. Contohnya, banjir bukanlah masalah sosial. Namun akibat yang ditimbulkanya, seperti kehilangan tempat tinggal atau pencurian merupakan masalah sosial. 

3) Pihak yang menetapkan masalah sosial 
Dalam masyarakat, umumnya terdapat sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk menentukan apakah sesuatu dianggap sebagai masalah sosial atau bukan. Kelompok-kelompok tersebut diantaranya adalah pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial, dewan atau musyawarah masyarakat. 

4) Masalah sosial nyata dan laten 
Masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul akibat terjadinya kepincangan yang disebabkan ketidaksesuaian tindakan dengan norma dan nilai masyarakat. Masalah sosial nyata umumnya berusaha dihilangkan. Masalah sosial laten adalah masalah sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak diakui sebagai masalah. Hal ini umumnya disebabkan ketidakberdayaan masyarakat untuk mengatasinya. 

5) Perhatian masyarakat dan masalah sosial 
Suatu kejadian atau peristiwa berubah menjadi masalah sosial ketika hal tersebut menarik perhatian masyarakat. Masyarakat secara intens membahas dan menggugat peristiwa tersebut. Namun demikian, tidak semua masalah sosial menjadi perhatian masyarakat. Sebaliknya suatu yang menjadi perhatian masyarakat belum tentu merupakan masalah. Contohnya, merebaknya pelanggaran lalu lintas adalah masalah, namun tidak menarik perhatian masyarakat. Sebaliknya sebuah bus yang terbalik dijalan raya bukanlah masalah sosial walaupun menarik perhatian masyarakat. 

Beberapa Masalah Sosial Masa Kini 
1) Kemiskinan 
Kemiskinan diartikan sebagai keadaan seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok, dan tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Dalam masyarakat modern, kemiskinan dilihat sebagai keadaan seseorang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi standar kehidupan dilingkungannya. Secara sosiologis, masalah kemiskinan ini timbul karena lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi tidak berfungsi dengan baik. 

2) Kejahatan
Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi, pelaksanaan peran sosial, asosiasi diferensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi diri, dan kekecewaan yang agresif. Kejahatan juga dapat dipicu oleh pola hidup konsumtif yang tidak diimbangi dengan produktivitas. 

3) Disorganisasi Keluarga 
Adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peran sosialnya. Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga adalah keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar nikah, perceraian, buruknya komunikasi antaranggota keluarga, krisis keluarga karena kepala keluarga meninggalkan keluarga (seperti meninggal, dihukum pidana atau berperang), serta terganggunya mental salah satu anggota keluarga. 

4) Masalah Generasi Muda Masyarakat Modern 
Umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yaitu keinginan untuk melawan dan sikap apatis. Keinginan untuk melawan antara lain ditunjukan dalam sikap radikalisme. Sementara, sikap apatis misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua. Dalam masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolah terjepit antara norma lama dan norma baru (yang kadang belum terbentuk). 

5) Peperangan 
Merupakan sebuah bentuk pertentangan antara kelompok atau masyarakat (termasuk Negara) yang umumnya diakhiri dengan akomodasi. 

6) Pelanggaran Terhadap Norma-Norma Masyarakat 
a. Pelacuran, dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan berupa penyerahan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual guna mendapatkan upah. Faktor penyebab pelacuran umumnya berasal dari dalam maupun dari luar pelaku. Faktor dari dalam antara lain nafsu seksual yang tinggi, sifat malas, dan keinginan untuk hidup mewah. Faktor dari luar antara lain faktor ekonomi dan urbanisasi. 
b. Kenakalan Remaja, umumnya berupa perilaku atau tindakan yang tidak disukai masyarakat seperti, perkelahian, kebut-kebutan, mencoret-coret fasilitas umum , merampok, atau meminta uang dan barang-barang secara paksa. 
c. Alkoholisme 
d. Korupsi, umumnya dimengerti sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang (Negara, perusahaan, atau lembaga) yang bukan menjadi hak seseorang. Korupsi biasanya dilakukan dengan cara menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki.

PENGERTIAN NILAI 

  1. Sehari hari: Nilai diartikan sebagi harga, ukuran, angka kepandaian, kadar, mutu dan bobot.
  2. Sosiologi: Nilai diartikan sebagai sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Sedangkan nilai sosial, adalah penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.
  3. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Nilai didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau sifat penting dan berguna bagi kemanusiaan.
  4. Para Ahli
    • Soerjono Soekanto: Nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang baik dan apa yang buruk
    • Kimball Young: Nilai sosial adalah unsur-unsur abstrak dan sering tidak disadari tentang benar dan pentingnya.
    • A.W. Green: Nilai sosial sebagai kesadaran yang berlangsung secara relatif, disertai emosi terhadap objek dan ide orang perorangan.
    • Woods: Nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
    • Robert M. Z. Lawang: Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga dan mempengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut. 
    • Kluckhohn: Semua nilai dalam setiap kebudayaan pada dasarnya mencakup lima masalah nilai pokok, yaitu :

      1. Nilai mengenai hakikat hidup
      2. Nilai mengenai hakikat karya
      3. Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
      4. Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam
      5. Nilai mengenai hakikat manusia dengan sesamanya
NILAI BERDASARKAN CIRI-CIRINYA :
1. Nilai dominan adalah nilai yang dianggap penting dibandingkan nilai lainnya. 
Misal : tradisi muludan di Cirebon, Ibadah haji, mudik, gelar kebangsawanan. 
Ukuran penting tidaknya nilai didasarkan pada :

  • Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.
  • Berapa lama nilai itu dianut atau digunakan
  • Tinggi rendahnya usaha orang untuk memberlakukan nilai itu.
  • restise atau kebanggaan orang-orang yang orang-orang yang menggunakan nilai di masyarakat.

2. Nilai mendarah daging (internalized value) adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berfikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar. Misal : Guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal, Prajurit yang tidak mampu mengalahkan musuhnya dalam pertempuran akan merasa gagal.

JENIS- JENIS NILAI SOSIAL 
Menurut Prof. Dr. Notonagoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis :

  1. Nilai material, yaitu segala benda yang berguna bagi manusia
  2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan kegiatan atau aktivitas
  3. Nilai spiritual, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai ini dibedakan lagi menjadi 4 macam, yakni : a. Nilai kebenaran (kenyataan), yang bersumber dari unsur akal manusia (rasio/akal, budi, cipta). b. Nilai keindahan, yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan, estetika). c. Nilai moral (kebaikan), yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa, etika). d. Nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak
Pandangan nilai dari Ahli lain, yakni :

  1. Nilai Immaterial atau nilai rohani adalah nilai yang tidak berwujud tidak bisa disentuh dan sulit untuk berubah. Misal : idiologi, gagasan, ide, peraturan-peraturan
  2. Nilai Material adalah nilai jasmani atau nilai yang berwujud mudah dilihat, diraba dan memiliki karakteristik mudah berubah. Misal : gedung, karya seni dsb.
CIRI-CIRI NILAI SOSIAL

  1. Merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat
  2. Dapat ditularkan
  3. Terbentuk melalui proses belajar atau sosialisasi
  4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial
  5. Dapat mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap setiap orang dalam masyarakat
  6. Dapat mempengaruhi pengembangan pribadi seseorang, baik positif maupun negatif
  7. Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai.
FUNGSI NILAI SOSIAL
Ada beberapa fungsi nilai sosial menurut Drs. Suprapto, yakni :

  1. Dapat menyumbangkan seperangkat alat menetapkan “harga”sosial dari suatu kelompok
  2. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
  3. Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial.
  4. Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok
  5. Sebagai alat pengawas/kontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang mau berperilaku sesuai dengan yang diinginkan sistem nilai.
PENGERTIAN NORMA SOSIAL
Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakataan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian. Norma dalam masyarakat merupakan aplikasi atau perwujudan dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Misal : Di sekolah terdapat norma melarang seseorang membuang sampah sembarangan, dasar dari pembuatan norma ini adalah nilai kebersihan dan keindahan.

DAYA IKAT NORMA
Norma-norma dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang daya ikatnya lemah, sedang, maupun kuat.
Dilihat dari daya ikatnya, norma dibagi :

  1. Cara (usage). Cara adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggar hanya mendapat sanksi dari masyarakat berupa cemoohan dan ejekan saja. Cara menunjuk pada suatu perbuatan. Contoh : bersendawa tanda kenyang, makan bersuara
  2. Kebiasaan (folkways). Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih tinggi daripada cara. Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama karena orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Contoh : kebiasaan menghormati orang lebih tua, kebiasaan menggunakan tangan kanan apabila hendak memberikan sesuatu kepada orang lain.
  3. Tata kelakuan (mores) adalah kebiasaan aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol. Tata kelakuan mengharuskan atau melarang anggota masyarakat untuk menyesuaikan tindakan terhadap apa yang berlaku. Pelanggaran terhadap tata kelakuan akan diberi sanksi berat seperti diarak di depan umum, atau dirajam. Contoh : larangan berzina.
  4. Adat istiadat (custom) adalah Tata kelakuan yang sudah terintegrasi secara kuat dengan pola-pola perilaku masyarakat dan dilakukan sebagian besar anggota masyarakat sehingga menjadi ciri atau identitas masyarakat.
SIFAT NORMA
Ada 2 sifat norma, yakni :

  1. Norma formal adalah norma yang bersumber dari instansi yang formal atau resmi. Misal : aturan berasal dari negara, peraturan daerah dsb.
  2. Norma nonformal adalah norma yang biasanya tidak tertulis (lesan) dan jumlahnya lebih banyak daripada norma formal. Misal : pantangan adat dalam masyarakat.
JENIS-JENIS NORMA
Ada 5 jenis norma-norma utama dalam masyarakat, yakni :

  1. Norma Agama adalah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan bagi penganutnya agar mereka mematuhi segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Contoh : Semua agama melarang umatnya untuk berzina, sanksinya adalah rasa berdosa.
  2. Norma Kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari sekelompok masyarakat. Contoh : menghormati orang tua, tidak boleh meludah sembarangan.
  3. Norma Kelaziman adalah tindakan manusia mengikuti kebiasaan yang umumnya dilakukan tanpa pikir panjang karena kebiasaan itu dianggap baaik, patut, sopan, dan sesuai dengan tata krama. Contoh : cara makan, cara minum, berjalan, berpakaian.
  4. Norma Kesusilaan adalah aturan yang datang dari suara hati sanubari manusia (insan-kamil). Contoh : Jangan berzina
  5. Norma Hukum adalah aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisi perintah atau larangan yang memaksa dan yang akan memberikan sanksi yang tegas bagi setiap orang yang melanggarnya. Contoh : Wajib membayar pajak
  6. Mode adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti oleh banyak orang. Contoh : kelakuan wanita berbeda menurut mode pakaiannya.
PENGERTIAN SOSIALISASI
1. Secara Sosiologis. Sosialisasi adalah proses belajar individu terhadap nilai, norma dan kebiasaan lingkungannya.
2. Para ahli
a. Peter Berger, Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai atau norma dari satu generasi ke generasi lainnya.
b. David Gaslin, Sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota masyarakat.

AGEN-AGEN SOSIALISASI 
Ada 4 agen sosialisasi, yaitu :

  1. Keluarga adalah agen sosialisasi yang mengajarkan berbagai ketrampilan dasar manusia dalam berinteraksi dengan masyaraka. Keluarga merupakan agen sosialiasi utama dan pertama. Dalam pengertian umum keluarga dikenal dengan sebutan sosialisasi primer.
  2. Kelompok Sepermaianan adalah agen sosialisasi yang mengajarkan berbagai nilai berkaitan dengan peranan orang lain, seperti : keadilan, kebenaran, toleransi, atau solidaritas.
  3. Sekolah adalah agen sosialisasi formal dalaml masyarakat. Disini individu diajarkan berbagai nilai berbeda dengan agen sosilisasi yang lain. Nilai yang diajarkan seperti : kemandirian, prestasi, universalisme, dan spesifikasi.
  4. Media Massa adalah agen sosialisasi yang berperan untuk menginformasikan berbagai pesan ke masyarakat.
BENTUK-BENTUK SOSIALISASI
Ada 2 bentuk sosialisasi, yakni :

  1. Sosialisasi Primer adalah sosia lisasi yang pertama kehidupan manusia. Sosialisasi ini terjadi di keluarga.
  2. Sosialisasi Sekunder adalah sosialisasai yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluarganya, seperti : sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.
TIPE SOSIALISASI
Ada 2 tipe sosialisasi, yakni :

  1. Sosialisasi Formal adalah sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku delam negara. Seperti : sekolah, pendidikan militer dan lingkungan kerja.
  2. Sosialisasi Informal adalah sosialisasi yang terjadi di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan. Seperti : antar teman, sahabat, anggota klub, dan kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
POLA SOSIALISASI
Ada 2 pola sosialisasi, yakni :

  1. Sosialisasi Represif adalah sosialisasi yang menekankan pada pemberian hukuman terhadap kesalahan.
  2. Sosialisasi Partisipatoris adalah sosialisasi yang menekankan permberian imbalan ketika berperilaku baik.
PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Menurut Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang individu dengan sitem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

Tahap Perkembangan diri manusia

  1. Preparatory stage: Tahap dimana mempersiapkan diri mengenal dunia sosial
  2. Play stage: Tahap dimana anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya. Misal : Seorang anak menjadi dokter-dokteran, sopir-sopiran.
  3. Game Stage: Tahap dimana anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Misal : Dalam sepakbola ada wasit, pemain, kiper dsb.
  4. Generalized others: Tahap dimana anak mampu mengambil peran orang lain secara lebih luas.
Faktor yang mempengaruhi kepribadian
Ada 5 faktor yang mempengaruhi kepribadian, yakni :

  1. Warisan Biologis adalah kepribadian yang di pengaruhi oleh faktor keturunan orang tua baik pihak ayah ataupun ibu.
  2. Lingkungan Geografis adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh perbedaan iklim, topografi (permukaan atau relief bumi) dan sumber alam.
  3. Kebudayaan atau lingkungan kebudayaan adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh adat istiadat masyarakat setempat.
  4. Pengalaman kelompok atau lingkungan social adalah kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia bergaul.
  5. Pengalaman unik adalah kepribadian dipengaruhi oleh berbagai pengalaman yang berkesan begitu dalam bagi seseorang, baik buruk ataupun baik.
HUBUNGAN SOSIALISASI DAN KEPRIBADIAN
Hubungan utama sosialisasi dan kepribadiana adalah kepribadian merupakan hasil dari proses sosialisasi. Kepribadian yang baik ataupun buruk merupakan hasil dari bagaimana ia bersosialisasi dalam lingkungannya.

PENGERTIAN PENYIMPANGAN SOSIAL
Penyimpangan social adalah tindakana seseorang yang tidak sesuai dengan nila dan norma social. Contoh : pembunuhan, perampokan dsb.

BENTUK-BENTUK PENYIMPANGAN 
Ada 2 bentuk penyimpangan social, yaitu :

  1. Penyimpangan primer adalah penyimpangan dimana pelaku masih bisa diterima lagi oleh masyarakat. Penyimpangan ini bersifat termporer. Contoh : melanggar rambu-rambu lalu lintas.
  2. Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan dimana pelaku sulit diterima masyarakat. Penyimpangan ini yang pada umumnya sering disebut penyimpangan social dalam masyarakat. Contoh : Pembunuhan, pencurian dsb.
SIFAT-SIFAT PENYIMPANGAN SOSIAL 
Ada 2 sifat penyimpangan social,yakni :

  1. Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang mengarah ke nilai yang lebih baik. Contoh : Emansipasi wanita
  2. Penyimpangan negative adalah penyimpangan yang mengarah ke nilai yang lebih buruk. Contoh : pembunuhan, pencurian dsb.
PENYIMPANGAN DI LIHAT DARI PENYEBABNYA
Penyimpangan akibat sosialisasi yang tidak sempurna, ada 2 pengertian adalah : 
a) Penyimpangan akibat sosialisasi yang tidak sempurna adalah penyimpangan dimana terjadi ketidak sepadanan pesan-pesan yang disampaikan agen-agen sosialisasi dalam masyarakat. Contoh : merokok di sekolah tidak diperbolehkan, akan tetapi dalam kelompok bermain orang yang tidak merokok di jauhi teman-teman.

b) Penyimpangan akibat sosialisasi yang tidak sempurna adalah penyimpangan akibat meniru perilaku yang salah dari teladan dari pimpinan yang salah. Contoh : korupsi atasan yang ditiru bawahannya.

c) Penyimpangan akibat subbudaya menyimpang, ada 2 pengertian adalah : 
(1) Penyimpangan akibat subbudaya menyimpang adalah apabila terdapat perbedaan pandangan masa lalu dengan masa sekarang. Misal : Zaman dahulu korupsi adalah tindakan yang tercela tetapi masa sekarang dianggap hal yang wajar.

(2) Penyimpangan akibat sub budaya yang menyimpang adalah apabila seseorang belajar pada kelompok yang menyimpang. Contoh : Ali masuk ke Gank Motor, kawasan kumuh dan kawasan prostitusi.

MACAM-MACAM PENYIMPANGAN SOSIAL 
Ada 4 macam penyimpangan social adalah :
1) Kejahatan atau kriminalitas adalah tindakan manusia yang tidak sesuai dengan aturan hukum. Ada 5 jenis kejahatan, yakni : 

  • Crime without victim atau kejahatan tanpa korban adalah kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain.
  • Kejahatan Terorganisir (organized crime) adalah pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Misal : komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
  • Kejahatan Kerah Putih (White collar crime) adalah kejahatan yang mengacu pada kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Misal : Korupsi, Kolusi.
  • Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime) adalah kejahatan di lakukan orang-orang golongan rendah. Misal : Mencuri jemuran, sandal di masjid dsb.
  • Penyimpangan Korporat adalah jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Misal : Perusahaan membuang limbah beracun.
2) Penyimpangan Seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Misal : Lesbian, Perzinahan, homoseksual dsb.

3) Konsumsi berlebihan adalah penggunaan barang yang melebihi aturan yang semestinya. Misal : Narkoba dan alkoholisme.

4) Penyimpangan gaya hidup adalah penyimpangan disebabkan oleh gaya hidup yang lain dari biasanya. Contoh : Eksentrik/Aneh (misal : lelaki beranting, cewek berambut pendek) dan arogansi/sombong (misal : sombong dengan kekayaan, kepandaian dsb.) 

PENGERTIAN PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian social (social control) adalah upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat (social equilibrium). Tujuan pengendalian sosial adalah mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan dalam masyarakat.
Pengertian para ahli :

  1. Berber, Pengendalian social adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.
  2. Roucek dan Warrant, Pengendalian social adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.

CARA PENGENDALIAN SOSIAL
Ada beberapa cara untuk mengenalikan anggota masyarakat agar tidak melakukan penyimpangan, yakni :

  1. Pengendalian persuasive adalah pengedalian social dengan cara mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pegendalian persuasive dibagi 2, yakni : a. lisan adalah pengendalian social dengan mengajak orang menaati aturan dengan berbicara langsung dengan bahasa lisan (verbal). b. Simbolik adalah pegendalian dilakuka dengan tulisan , spanduk, iklan layanan masyarakat dsb.
  2. Pengendalian social koersif adalah pengedalian social yang menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik. 
  3. Pengendalian preventif adalah pengendalian social dengan cara memberi imbalan atas tindakannya agar sesuai dengan aturan masyarakat.
  4. Pengendalian Represif adalah pengendalian social dengan tujuan memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya pelanggaran.
ALAT ATAU JENIS UNTUK MENGENDALIKAN SOSIAL

  1. Desas-desus atau gosip adalah kabar angin atau kabar burung yang menyajikan fakta belum tentu kebenarannya.
  2. Teguran adalah perigatan kepada seseorang yang melakukan penyimpangan.
  3. Sosialisasi adalah proses sosialisasi dengan memberikan ajuran secara terus menerus.
  4. Tekanan Sosial adalah memberika sanksi kepada individu yang melakukan penyimpangan social.
  5. Hukuman adalah menjatuhkan sanksi. Sanksi bersifat positif berisikan imbalan (reward), sedangkan sangsi bersifat negatif berarti hukuman bagi yang melakukan pelanggaran.
LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL
Ada beberapa lembaga yang berperan penting dalam pengendalian social, yakni :

  1. Polisi adalah lembaga formal yang bertugas memlihara keamanan da ketertiban, mecegah dan mengatas perilaku menyimpang anggota masyarakat sehingga tercptanya ketertiban dalam masyarakat.
  2. Pengadilan adalah lembaga formal yang memberika sanksi tegas kepada individu yang melakukan penyimpangan social.
  3. Adat adalah lembaga social dalam masyarakat tradisional yang bertugas menegakkan berbagai aturan yang sudah menjadi kebiasaan/tradisi masyarakat.
  4. Tokoh Masyarakat adalah orang yang memiliki pengaruh atau wibawa, sehingga ia dihormati da disegai masyarakat.

Thanks for reading & sharing E-LEARNING

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts